Kissinger: Kesepakatan Iran-Saudi Memperumit Masalah bagi Israel
Story Code : 1047472
Dikutip oleh The Washington Post dalam sebuah artikel yang diterbitkan harian itu pada hari Kamis (16/3), Kissinger menganggap kesepakatan itu - yang dicapai antara Tehran dan Riyadh di bawah mediasi China di Beijing pada awal Maret - sebagai "perubahan substansial dalam situasi strategis di Timur Tengah."
Kesepakatan Saudi-Iran akan memperumit masalah bagi rezim Zionis Israel, kata diplomat top era Nixon itu.
Ini karena rezim pendudukan tidak lagi dapat mencoba menekan Iran semudah dulu sebelum perjanjian ditandatangani, jelasnya.
Mulai sekarang, dia harus "memperhitungkan kepentingan China" jika ingin terus berusaha "[meningkatkan] tekanan terhadap Iran," tambah Kissinger.
China sebagai raja?
Dia juga mengatakan kesepakatan detente merupakan langkah besar Beijing dalam upayanya untuk memiliki suara dalam membentuk "tatanan dunia."
"China dalam beberapa tahun terakhir menyatakan bahwa mereka perlu menjadi peserta dalam penciptaan tatanan dunia. Sekarang telah membuat langkah signifikan ke arah itu dengan memediasi perjanjian tersebut," kata Kissinger.
Penulis artikel tersebut, kolumnis urusan luar negeri Washington Post, David Ignatius, juga mengakui bahwa "AS bukan lagi kekuatan yang sangat diperlukan di kawasan ini..."
"China telah mengklaim bagian dari kekuasaan untuk bertindak sebagai perantara antara negara-negara kawasan," tulis Ignatius.
Rupanya mengutip contoh lain dari kekuatan Cina yang tumbuh di kawasan itu, dia mencatat bahwa pemain regional utama lainnya, Uni Emirat Arab, juga mulai "mengajak" Beijing.
Kissinger, sementara itu, juga dikutip menambahkan bahwa kesepakatan yang ditandatangani antara Teheran dan Riyadh juga menandai upaya Saudi untuk "menyeimbangkan keamanan mereka dengan mempermainkan AS melawan China."[IT/r]