Tehran: Klaim Kepala CIA tentang Kerja Sama Iran-Rusia Bagian dari 'Perang Propaganda'
Story Code : 1030848
Nasser Kan'ani membuat pernyataan pada hari Minggu (18/12) setelah Direktur CIA William Burns mengatakan Washington khawatir kerjasama yang berkembang antara Rusia dan Iran akan menjadi "kemitraan pertahanan penuh" antara kedua belah pihak.
Direktur CIA juga mengklaim bahwa kemitraan pertahanan yang baru lahir antara Tehran dan Moskow telah mempengaruhi medan perang di Ukraina.
“Para pejabat Amerika, sebagai kelanjutan dari klaim politik tak berdasar mereka dan tindakan ilegal terhadap Republik Islam Iran, mempertanyakan kerja sama militer dan pertahanan konvensional antara Iran dan Rusia,” kata Kan’ani.
“Perang propaganda oleh Amerika ini, yang didasarkan pada kebohongan dan penipuan, dilakukan dengan berbagai tujuan, termasuk memberikan tekanan politik terhadap Republik Islam Iran, memicu Iranophobia dan menutupi sikap penghasut perang mereka,” tambahnya.
Seperti yang sudah berkali-kali ditegaskan, katanya, kerja sama antara Iran dan Rusia di berbagai bidang, termasuk pertahanan, berkembang dalam kerangka kepentingan bersama, sejalan dengan hak dan kewajiban internasional kedua negara, dan tidak terhadap negara ketiga mana pun.
“Republik Islam Iran, sesuai dengan kepentingan nasionalnya dan dengan mematuhi hukum dan peraturan internasional, bertindak secara independen dalam mengatur hubungan luar negerinya dan tidak meminta izin dari siapa pun,” tambah Kan’ani.
Sejak awal krisis di Ukraina pada bulan Februari, Iran telah mengambil posisi yang jelas, konsisten dan teguh dan menekankan bahwa semua anggota PBB harus sepenuhnya menghormati prinsip dan tujuan yang diabadikan dalam Piagam PBB dan hukum internasional, termasuk kedaulatan nasional, kemerdekaan, kesatuan dan keutuhan wilayah negara-negara.
Baik Iran dan Rusia telah berulang kali membantah klaim bahwa Tehran telah memberi Moskow peralatan militer dan drone untuk digunakan dalam perang di Ukraina.
Klaim anti-Iran pertama kali muncul pada bulan Juli, dengan Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan menyatakan bahwa Washington telah menerima “informasi” yang menunjukkan bahwa Republik Islam sedang bersiap untuk memberi Rusia “hingga beberapa ratus drone, termasuk UAV berkemampuan senjata di sebuah garis waktu yang dipercepat” untuk digunakan dalam perang.
Bulan lalu, Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian menjelaskan bahwa Tehran telah memberi Moskow sejumlah drone beberapa bulan sebelum dimulainya perang Ukraina. Amir-Abdollahian juga meyakinkan bahwa Iran tidak akan diam saja jika Rusia terbukti menggunakan drone Iran dalam konflik tersebut.[IT/r]