'Hizbullah Hambatan Terbesar untuk Normalisasi Israel; Palestina Tidak Akan Mengizinkan Penodaan al-Aqsa'

Dia mengatakan bahwa pernyataan rezim Zionis Israel bahwa mereka tidak siap untuk menghadapi Hizbullah di Lebanon adalah “pencapaian perlawanan.”

Namun, dia mencatat bahwa, “Ketidakmampuan musuh untuk menghadapi Hizbullah telah mendorong musuh Lebanon bertaruh untuk menciptakan kekacauan di dalam Lebanon.”

Mengomentari status quo di Lebanon dan kebutuhan akan presiden yang kuat yang dapat menghadapi rintangan yang dihadapi negara Arab, dia menjelaskan, “Negara ini dalam keadaan kacau, dan yang dibutuhkan adalah memilih presiden yang prioritasnya adalah menyelamatkan negara dari yang terburuk dan dari kehancuran total.”

Zionis Israel melancarkan dua perang melawan Lebanon pada tahun 2000-an. Dalam kedua kasus tersebut, mereka terpaksa mundur setelah mengalami kekalahan yang memalukan di tangan Hizbullah. Juga baru-baru ini di bulan Oktober, pejabat Zionis Israel mengatakan bahwa rezim dipaksa berlutut di depan Hizbullah setelah menandatangani kesepakatan perbatasan laut yang akan membatasi perbatasan laut selatan Lebanon dan memungkinkannya untuk mengekstraksi minyak dan gas alamnya.

Sekitar waktu yang sama, media Zionis Israel mengatakan bahwa kesepakatan itu memperkuat posisi Hizbullah di tingkat domestik, menekankan bahwa Hizbullah sekali lagi membuktikan bahwa dia dapat mencapai tujuan politik dan strategisnya di Lebanon dan kawasan berkat kekuatan militernya yang tidak dapat dilemahkan.

'Palestina tidak akan mengizinkan penodaan al-Aqsa'

Di catatan terpisah, khatib Masjid al-Aqsa, Sheikh Ekrima Sabri mengatakan bahwa rakyat Palestina tidak akan mengizinkan pemukim Zionis Israel menodai masjid al-Aqsa.

Dia mengutuk pernyataan ketua partai ekstremis Otzma Yehudit, Itamar Ben-Gvir, yang menyebut mereka sebagai "rasis dan tidak dapat diterima".

Ben-Gvir, yang akan menjadi menteri keamanan Zionis Israel, berjanji untuk mengubah status quo di Masjid al-Aqsa. Dia juga berjanji untuk mengubah instruksi menembaki warga Palestina dan melegalkan pos-pos pemukiman ilegal di Tepi Barat.

Sheikh Sabri menganggap Zionis Israel bertanggung jawab atas pernyataan Ben-Gvir. Dia menunjukkan bahwa ancamannya akan menyebabkan meningkatnya serangan Zionis Israel terhadap Muslim di Masjid al-Aqsa.

“Orang-orang Palestina akan terus mempertahankan Masjid al-Aqsa dari pelanggaran apa pun,” katanya, mencatat bahwa mereka akan menghadapi serangan provokatif pemukim ilegal Zionis Israel di tempat suci tersebut.

Sebelumnya pada Senin pagi, gerombolan pemukim Yahudi masuk ke Masjid al-Aqsa di bawah perlindungan ketat pasukan Zionis Israel, sementara warga Arab di Pendudukan Palestina tahun 1948 mengintensifkan kehadiran mereka di situs suci untuk melindunginya dari penodaan pemukim.

Kelompok pemukim ekstremis berencana melancarkan serangan besar-besaran ke Masjid al-Aqsa pada 18 Desember untuk merayakan hari raya Hanukkah.[IT/r]