PM Irak Tingkatkan Tindakan terhadap Ankara di Tengah Persatuan Lokal

Pemboman itu menargetkan warga sipil dan menyebabkan kematian dan cedera puluhan orang, memicu gelombang besar ketidakpuasan rakyat dan politik secara nasional.

Pada hari Kamis (21/7), pemerintah Irak mulai mengambil langkah-langkah eskalasi yang belum pernah terjadi sebelumnya dan menyatakan berkabung nasional di negara itu.

Terlepas dari intervensi pasukan keamanan, pengunjuk rasa Irak yang marah menurunkan dan membakar bendera Turki dari gedung kedutaan Turki di Irak.

Hal itu bertepatan dengan persiapan pemerintah Irak dalam menyusun nota protes yang akan dikirim ke Dewan Keamanan PBB, dalam beberapa hari ke depan, dengan tujuan untuk mencegah Turki melakukan tindakan serupa di masa mendatang.

Para pemimpin Irak, termasuk mereka yang memiliki perbedaan pendapat dengan Perdana Menteri Irak Mustafa al-Kadhimi, telah mengindahkan seruan untuk mengadakan diskusi bersama tentang dampak pemboman Turki terhadap resor Dohuk.

Tokoh-tokoh terkemuka yang menghadiri pertemuan tersebut antara lain Nouri al-Maliki, Ammar al-Hakim, Haider al-Abadi, dan Falih Al-Fayyadh.

Sementara itu, mantan Menteri Luar Negeri Hoshyar Zebari menyerukan pembentukan komite tripartit Irak-Kurdi-Turki untuk menyelidiki serangan itu.

“Apa yang tidak dipahami oleh pejabat Turki dalam menargetkan resor wisata sipil di Zakho adalah bahwa semua martir yang tidak bersalah adalah orang Arab Irak dari Irak selatan, yang datang untuk pariwisata dan liburan dari titik terjauh dari negara mereka,” tweet Zebari.[IT/r]