PBB Menjalin Hubungan Formal dengan Afghanistan yang Dikuasai Taliban
Story Code : 984368
Dewan yang beranggotakan 15 orang itu pada Kamis (17/3) menyetujui sebuah resolusi yang menjabarkan mandat baru misi politik PBB di Afghanistan selama satu tahun, yang dikatakan "penting" bagi perdamaian di negara itu.
Pemungutan suara itu 14 mendukung, dengan satu abstain, oleh Rusia.
Duta Besar Norwegia untuk PBB Mona Juul, yang negaranya merancang resolusi tersebut, mengatakan setelah pemungutan suara bahwa resolusi tersebut mencakup beberapa untaian kerja sama di bidang kemanusiaan, politik, dan hak asasi manusia.
“Mandat baru untuk UNAMA (misi PBB untuk Afghanistan) ini sangat penting tidak hanya untuk menanggapi krisis kemanusiaan dan ekonomi yang segera terjadi, tetapi juga untuk mencapai tujuan utama perdamaian dan stabilitas di Afghanistan,” kata Juul.
“Dewan memberikan pesan yang jelas dengan mandat baru ini: UNAMA memiliki peran penting untuk dimainkan dalam mempromosikan perdamaian dan stabilitas di Afghanistan dan untuk mendukung rakyat Afghanistan saat mereka menghadapi tantangan dan ketidakpastian yang belum pernah terjadi sebelumnya.”
Pihak berwenang Taliban tidak mendapat pengakuan internasional enam bulan setelah menyerbu Kabul ketika pasukan internasional pimpinan AS terakhir pergi, mengakhiri 20 tahun invasi Washington ke Afghanistan.
Taliban, yang sebelumnya memerintah Afghanistan dari tahun 1996 hingga 2001, mengambil alih kekuasaan lagi pada 15 Agustus dan mengumumkan pembentukan pemerintahan sementara pada 7 September.
Taliban belum sepenuhnya menguasai misi diplomatik yang didirikan di bawah pemerintahan sebelumnya karena banyak diplomat tetap setia kepada pemerintah lama yang pro-Barat.
Banyak sekutu AS dan pemerintah Barat juga sebagian besar telah menangguhkan bantuan keuangan mereka ke Afghanistan sejak Agustus.
Pemerintahan Presiden AS Joe Biden telah membekukan hampir $9,5 miliar aset milik bank sentral Afghanistan sejak penarikan pasukan pendudukannya dari negara itu pada Agustus 2021.
Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia telah menangguhkan kegiatan di Afghanistan, menahan bantuan serta $340 juta dalam cadangan baru yang dikeluarkan oleh IMF Agustus lalu. [IT/r]