Indonesia telah dianugerahi "status mitra" oleh kelompok ekonomi BRICS, kata Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Aleksandr Pankin pada hari Jumat (15/11).
Laporan media Rusia mengatakan bahwa Malaysia dan Thailand juga menerima penunjukan tersebut.
Pankin membuat pernyataan tersebut pada hari Kamis (14/11) saat menyampaikan pidato di Pertemuan Tingkat Menteri Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) di Lima, Peru.
Berbicara tentang KTT BRICS yang diselenggarakan oleh Rusia di Kazan bulan lalu, Pankin mengatakan bahwa hal itu telah "menunjukkan keinginan mayoritas dunia untuk membangun tatanan dunia yang adil, melaksanakan reformasi lembaga internasional, dan membangun hubungan ekonomi yang adil." Wakil FM tersebut mengatakan bahwa serangkaian perjanjian yang "mengesankan" tentang perdagangan, investasi, kecerdasan buatan, energi dan iklim, serta logistik dibuat selama KTT tersebut.
"Indonesia, negara anggota APEC, telah menjadi negara mitra BRICS," katanya. Status ‘negara mitra’ yang baru disetujui pada pertemuan Kazan dan dimaksudkan untuk menjadi alternatif keanggotaan setelah lebih dari 30 negara mengajukan permohonan untuk bergabung dengan organisasi tersebut.
Status ‘negara mitra’ menyediakan partisipasi permanen dalam sesi khusus KTT BRICS dan pertemuan menteri luar negeri, serta acara tingkat tinggi lainnya.
Mitra juga dapat berkontribusi pada dokumen hasil kelompok tersebut.
Media Rusia mengutip pernyataan Pankin bahwa Malaysia dan Thailand juga telah menjadi mitra, tetapi kedua negara tersebut tidak disebutkan dalam pernyataan kementerian luar negeri.
BRICS awalnya terdiri dari Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan, dan diperluas ketika Mesir, Iran, Ethiopia, dan Uni Emirat Arab secara resmi menjadi anggota pada tanggal 1 Januari 2024.
Awal minggu ini, sekutu Rusia, Belarus, mengumumkan bahwa negara itu juga secara resmi telah menjadi negara mitra BRICS.
Dalam sebuah pernyataan, Minsk menggambarkan organisasi tersebut sebagai “pilar dunia multipolar” yang memberi banyak negara “harapan untuk tatanan dunia yang lebih adil.”
Pada hari Kamis (14/11), Menteri Luar Negeri Bolivia Celinda Sosa Lunda mengungkapkan bahwa negaranya telah menerima undangan dari Rusia untuk menjadi negara mitra BRICS.
"Kami menanggapi undangan ini secara positif," katanya. Daftar calon mitra belum diumumkan secara resmi, tetapi laporan media juga menyebutkan Aljazair, Kuba, Kazakhstan, Nigeria, Turki, Uganda, Uzbekistan, dan Vietnam sebagai kandidat potensial.[IT/r]