IRGC: Teknologi Rudal Balistik Iran Mengubah Keseimbangan Kekuasaan
Story Code : 800366
Mayor Jenderal Hossein Salami, yang memberikan pidato di Universitas Teknologi Amirkabir di Tehran pada hari Selasa (18/6), mengatakan bahwa Republik Islam memperoleh pengetahuan itu 12 tahun yang lalu ketika mencoba mempersiapkan pertahanannya terhadap kapal induk Amerika Serikat.
"Ini harus dilakukan dengan menggunakan rudal balistik karena rudal jelajah rentan dimana kecepatan mereka dan lintasan mereka dekat dengan tanah," kata Salami. "Namun, rudal balistik mengenai target mereka dengan kecepatan, yang beberapa kali kecepatan suara, dan sulit untuk ditargetkan dengan rudal anti-rudal."
AS telah meningkatkan tekanan terhadap Iran sejak tahun lalu setelah menarik diri dari perjanjian nuklir 2015 dengan Republik Islam dan negara-negara lain.
Sejak itu, pemerintahan Presiden AS Donald Trump berusaha mengurangi ekspor minyak Iran menjadi "nol," dan telah mengirim kelompok penyerang; kapal induk, gugus tugas pembom, kapal serbu amfibi, perusak rudal berpemandu dan sekitar 1.500 pasukan tambahan ke wilayah tersebut.
Para pejabat Iran telah menolak langkah-langkah seperti perang psikologis, mengatakan negara itu memiliki cara sendiri dalam menghadapi permusuhan Amerika.
Tehran juga telah memperingatkan Washington agar tidak meningkatkan ketegangan, dan mencatat bahwa kawasan itu tidak dapat menahan konflik lain.
Namun pada hari Senin (16/6), penjabat Menteri Pertahanan AS Patrick Shanahan mengatakan Washington telah menyetujui pengerahan 1.000 lebih pasukan lagi ke Timur Tengah untuk, apa yang disebutnya, "tujuan pertahanan."[IT/r]