SPC: Gencatan Senjata Gaza Kemenangan untuk Palestina, YAF Tetap Siaga
Story Code : 1185332
Perjanjian gencatan senjata di Gaza merupakan kemenangan bagi Palestina dan bagi para pejuang faksi Perlawanan, terutama Hamas dan gerakan Jihad Islam Palestina (PIJ), yang memimpin Operasi Banjir Al-Aqsa, kata Dewan Politik Tertinggi Yaman pada hari Minggu (19/1).
Dalam sebuah pernyataan, Dewan Politik Tertinggi mengatakan bahwa Yaman akan memantau dengan cermat komitmen pendudukan Zionis Israel dalam melaksanakan perjanjian yang mulai berlaku pagi ini.
Pernyataan tersebut menambahkan bahwa Angkatan Bersenjata Yaman akan tetap siaga, siap, dan siap untuk bertindak jika ada perkembangan yang terjadi, melanjutkan peran mereka dalam mendukung rakyat Palestina dengan segala cara yang mungkin.
Dewan Politik Tertinggi juga memuji peran YAF dan rakyat Yaman, yang terus mendukung dan tidak kenal lelah berdiri bersama Palestina.
Dewan tersebut juga memuji operasi heroik dan kelas atas yang dilaksanakan oleh semua front dukungan dan Perlawanan di Lebanon dan Irak, mengakui peran mereka dalam pertempuran meskipun pengorbanan berat yang diberikan.
"Kami memuji peran Republik Islam Iran dalam mendukung dan membackup upaya rakyat Palestina untuk membebaskan diri mereka dari pendudukan," tambah pernyataan tersebut.
Pada hari Sabtu (18/1), YAF memperingatkan pasukan musuh di Laut Merah untuk tidak melancarkan agresi terhadap Yaman selama periode gencatan senjata di Gaza.
Juru bicara YAF, Brigadir Jenderal Yahya Saree menegaskan bahwa setiap agresi terhadap Yaman akan dibalas dengan operasi militer kelas atas yang tidak dibatasi oleh "batasan atau garis merah."
Perjanjian gencatan senjata di Gaza mulai berlaku pada hari Minggu pukul 08:30 waktu setempat (06:30 UTC), membangkitkan harapan untuk mengakhiri agresi dan perang genosida yang telah dilakukan oleh Zionis "Israel" terhadap Jalur Gaza selama 15 bulan terakhir. Perang ini telah mengakibatkan puluhan ribu martir, korban luka, orang hilang, dan ditahan, sementara jutaan warga Palestina telah mengungsi.
Tak lama setelah gencatan senjata mulai berlaku pada hari Minggu (19/1), militer pendudukan Zionis Israel mulai melanggar perjanjian tersebut, membunuh dan melukai beberapa warga Palestina.[IT/r]