Kepala Brigade Sayyid Al-Shuhada: Beberapa Front Perlawanan Siap untuk Melaksanakan Operasi Gabungan Melawan Israel dan Sekutu

Abu Alaa al-Walae, sekretaris jenderal Brigade Sayyid Al-Shuhada di Pasukan Mobilisasi Populer Irak, menyampaikan pernyataan tersebut dalam sebuah wawancara televisi pada hari Kamis (12/9). “Saya bangga menjadi orang pertama yang mengumumkan dukungan saya untuk Yaman dari Irak pada awal agresi terhadap Yaman,” katanya.
 
“Saya menjadi sukarelawan sebagai seorang prajurit di bawah pimpinan saudara [pemimpin Ansarullah Yaman] Sayyed Abdel-Malik al-Houthi.” Sekretaris jenderal memuji “keteguhan hati rakyat Gaza,” menyebutnya legendaris.
 
“7 Oktober adalah babak baru dalam pertempuran, dan sebuah pencapaian besar telah dibuat. Dunia sebelum Badai Al-Aqsa tidak sama dengan dunia setelahnya; “Semuanya telah berubah,” ungkapnya.
 
Kelompok perlawanan Palestina meluncurkan Operasi Badai Al-Aqsa pada 7 Oktober 2023 di wilayah pendudukan sebagai balasan atas kejahatan gencar rezim Tel Aviv terhadap warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki.
 
“Tujuan pertempuran Badai Al-Aqsa akan tercapai, Insya Allah, dari mematahkan pengepungan hingga membebaskan tahanan, yang mengarah pada pemulihan negara,” kata al-Walae.
 
“Kami salut dengan keteguhan di Gaza, dan berita yang kami dengar dari ruang operasi gabungan menegaskan bahwa moral para pejuang tinggi,” ungkapnya. Brigade Sayyid Al-Shuhada mengatakan operasi Hizbullah Lebanon menyebabkan “pengusiran pemukim dari Palestina utara, dan hingga kini mereka belum kembali.”
 
Dia mengungkapkan bahwa Amerika “mengakui bahwa tanpa intervensi AS, Israel akan jatuh.” “Ketika Amerika campur tangan secara langsung, kami juga campur tangan secara langsung. Operasi dimulai dalam beberapa tahap, dan tahap pertama adalah pengeboman pangkalan AS. Serangan itu efektif, dan kami berhasil melumpuhkan beberapa pangkalan,” ungkapnya.
 
“Kemampuan Poros berada di luar ekspektasi musuh,” ungkapnya. Ia mencatat bahwa tahap kedua operasi militer adalah pengeboman di wilayah pendudukan, dan kemudian tahap ketiga bergerak menuju operasi gabungan dengan Yaman.
 
“Operasi gabungan antara Yaman dan Irak mengejutkan musuh, dan mereka menyatakan kekhawatiran,” ungkapnya.
 
Pejabat itu mengatakan bahwa para pejabat perlawanan “bergerak menuju tahap keempat, yang melibatkan koordinasi tindakan di berbagai front dan melakukan operasi gabungan di lebih dari satu area.”
 
Al-Walae memuji rekan-rekannya yang gugur, komandan antiteror Iran Letnan Jenderal Qassem Soleimani dan rekannya dari Irak Abu Mahdi al-Muhandis, yang terbunuh dalam serangan pesawat nirawak AS pada tahun 2020.
 
“Semuanya berkurang kecuali darah para martir, itu hanya bertambah,” ungkap al-Walae. “Akan ada fase baru dengan koordinasi antara beberapa front untuk melaksanakan operasi,” ungkapnya.
 
“Dalam beberapa hari mendatang, kita akan menyaksikan operasi militer gabungan,” ungkapnya. Al-Walae mengatakan bahwa hubungan antara Irak dan Palestina bersifat historis.
“Di Jenin, orang-orang Irak bertempur dalam pertempuran bersejarah, dan jika bukan karena perintah penarikan, tentara Irak akan membunuh 1.000 orang Zionis Israel.”
“Kami memiliki pemakaman di Jenin untuk para martir Irak,” katanya.
 
Pejabat perlawanan mengatakan orang Amerika adalah “pembohong dan penipu.”
“Dalam pernyataan yang mereka duga tentang penarikan, mereka ingin menyingkirkan Irak dari kesatuan medan perang,” katanya.
“Operasi dukungan kami terhadap entitas Zionis tidak akan berhenti meskipun jaraknya jauh.” 
“Mengenai orang Amerika, kami yakin mereka adalah pembohong dan menduduki langit Irak, dan banyak operasi dicegat oleh pertahanan Amerika,” katanya.
“Salam saya untuk semua saudara di Yaman, dan pertemuan mingguan yang dihadiri jutaan orang setiap hari Jumat membawa kegembiraan,” pungkasnya.[IT/r]