Blinken Klaim Normalisasi Saudi-Israel Masih Memungkinkan Sebelum Transisi
Story Code : 1158329
Blinken dalam sebuah konferensi pers pada hari Kamis (5/9) di kediaman Kepala Misi AS di Port Au Prince, Haiti mengatakan bahwa kesepakatan gencatan senjata di Jalur Gaza merupakan prasyarat penting untuk dapat melanjutkan normalisasi antara Israel dan Arab Saudi. Blinken menambahkan bahwa pihaknya masih berpeluang untuk memediasi kesepakatan gencatan senjata demi merealisasikan normalisasi sesegera mungkin.
Pada bulan Juli 2023, pemerintahan Biden mengumumkan bahwa kesepakatan bagi rezim Zionis dan Arab Saudi untuk menormalisasi hubungan mungkin akan segera terwujud menyusul pembicaraan Penasihat Keamanan Nasional Jake Sullivan dengan pejabat Saudi di Jeddah.
Namun, pada bulan September, kerajaan tersebut dilaporkan telah memberi tahu Amerika Serikat tentang keputusannya untuk menangguhkan semua negosiasi tentang kemungkinan pemulihan hubungan karena diduga kabinet Israel tidak mau memberikan konsesi apa pun kepada Palestina.
Sebulan kemudian, menyusul dimulainya agresi brutal yang masih berlangsung di Jalur Gaza, kantor berita Reuters juga melaporkan bahwa Riyadh "menunda rencana yang didukung AS untuk menormalisasi hubungan dengan Israel."
Bulan lalu, Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman (MBS) dilaporkan mengatakan bahwa ia takut akan menjadi target pembunuhan jika ia berupaya menormalisasi hubungan kerajaan dinasti Saud dengan rezim Israel. Politico mengungkap hal ini dalam sebuah kolom yang terbit pada 14 Agustus. Kolom itu juga mencakup kutipan percakapan terkini sang putra mahkota dengan anggota parlemen AS.
"Putra Mahkota Saudi telah mengatakan kepada anggota Kongres bahwa ia membahayakan nyawanya sendiri dengan mengejar kesepakatan besar dengan AS dan Israel yang mencakup normalisasi hubungan Saudi-Israel," tulis kolom itu. "Pada setidaknya satu kesempatan, ia (MBS) menyinggung Anwar Sadat, pemimpin Mesir yang terbunuh setelah mencapai kesepakatan damai dengan Israel, dan menanyakan apa yang dilakukan AS untuk melindungi Sadat," tambahnya. [IT/G]