Boikot Coca-Cola dan Pepsi Berhasil Kembangkan Produk Lokal Negara-Negara Muslim [Bag 1]
Story Code : 1158153
Di Mesir, penjualan Coca-Cola mengalami kemerosotan yang hebat pada tahun ini. Sementara itu, produk softdrink merek lokal V7 berhasil meningkatkan jumlah ekspor sampai tiga kali lebih banyak daripada tahun lalu.
Pendiri perusahaan V7, pendiri Mohamed Nour dalam sebuah wawancara mengatakan bahwa V7 yang baru dibentuk pada tahun 2020 itu saat ini berhasil dijual di 21 negara. Ia mengatakan bahwa di Mesir sendiri, V7 mengalami kenaikan penjualan sampai 40 persen sejak tahun 2023.
Di Bangladesh, Coca-Cola meluncurkan iklan yang seakan menyindir aksi-aksi boikot dan bagaimana aksi tersebut tidak membantu isu Palestina. Coca-Cola merilis iklan tersebut sebagai tanggapan atas rentetan aksi demonstrasi anti-Israel dan boikot produk-produk yang berkaitan dengan Israel di negara tersebut.
Namun tidak seperti yang dibayangkan direksi Coca-Cola, iklan tersebut justru menuai kecaman publik yang luar biasa. Massa ramai-ramai menggelar aksi protes dan menuntut Coca-Cola menarik iklan tersebut pada bulan Juni dan meminta maaf.
“Iklan tersebut memperkuat aksi boikot,” kata seorang eksekutif periklanan Coca-Cola di Bangladesh yang menolak disebutkan namanya karena ia tidak berwenang berbicara kepada media. Merek-merek Amerika lainnya yang dianggap sebagai simbol budaya Barat, seperti McDonalds dan Starbucks, juga menghadapi boikot anti-Israel. [IT/G]