0
Sunday 19 January 2025 - 02:07
Gejolak Zionis Israel:

Media Israel: Tentara Israel 'Lelah', 'Perlu Istirahat'

Story Code : 1185143
Israeli soldiers and relatives carry the flag-draped casket of Sergeant Yahav Maayan
Israeli soldiers and relatives carry the flag-draped casket of Sergeant Yahav Maayan
Media Zionis Israel melaporkan tentang kebutuhan mendesak bagi militer Zionis Israel untuk beristirahat dari operasi tempur, dengan menyebutkan kelelahan di antara pasukannya. Para analis menekankan pentingnya istirahat dan pelatihan bagi pasukan pendudukan Israel, yang mereka deskripsikan sebagai "lelah dan membutuhkan jeda dalam pertempuran."

Analis urusan militer dari Zionis Israel Public Broadcasting Corporation mencatat pada hari Jumat bahwa pasukan cadangan yang dijadwalkan masuk Gaza pada hari sebelumnya tidak dikerahkan sesuai rencana.

Dia menambahkan bahwa kehati-hatian diperlukan untuk menghindari petualangan militer yang berisiko pada saat ini, dengan mengatakan, "Ada penilaian ulang yang konstan mengenai perkembangan di arena lainnya, seperti Tepi Barat, front utara, dan apa yang akan terjadi di Gaza."

Analis tersebut menyimpulkan, "Jelas bahwa tentara sudah kelelahan dan harus beristirahat dan dilatih."

Krisis yang dihadapi militer
Media Israel melaporkan pada bulan Desember bahwa militer Zionis Israel sedang menghadapi krisis tenaga kerja, mengungkapkan bahwa ratusan perwira mengundurkan diri dari tentara di tengah perang.

Militer Zionis Israel belum menyelesaikan tahun 2024, namun sudah bisa dikatakan bahwa sejak kuartal kedua tahun ini, terutama dalam enam bulan terakhir, sekitar 500 mayor secara sukarela meninggalkan tentara, menurut surat kabar Zionis Israel, Israel Hayom.

Surat kabar tersebut menganggap ini adalah statistik yang "seharusnya mengguncang Zionis Israel," terutama di saat tantangan keamanan semakin meningkat dan militer berencana untuk membentuk kerangka tempur tambahan.

Surat kabar tersebut menambahkan bahwa pimpinan militer Zionis Israel terkejut dengan skala fenomena ini, mengakui bahwa mereka mengharapkan gelombang pengunduran diri meningkat setelah perang, bukan saat perang sedang berlangsung.

Laporan tersebut menyoroti bahwa militer sudah memulai perang dengan menghadapi kekurangan tenaga kerja yang akut. Pada tahun 2022, rekor 613 mayor meninggalkan tentara dalam satu tahun, bersama dengan perwira dari pangkat yang lebih rendah, terutama kapten.

Meskipun laju pengunduran diri melambat pada tahun 2023, terutama menjelang akhir tahun karena pecahnya perang, tren ini muncul kembali, catat Israel Hayom.[IT/r]
 
 
Comment