0
Friday 9 August 2024 - 11:24
Uni Eropa - Zionis Israel:

Uni Eropa Mengecam Israel Atas Pencabutan Status Diplomat Norwegia

Story Code : 1152860
EU foreign policy chief Josep Borrell
EU foreign policy chief Josep Borrell


 

 
Dalam sebuah pernyataan pada hari Kamis (8/8), kepala kebijakan luar negeri UE Josep Borrell menyebut tindakan Zionis Israel "tidak beralasan." Ia mengatakan keputusan itu mengganggu hubungan normal UE dengan Otoritas Palestina, seraya menambahkan bahwa Norwegia telah memainkan peran utama dalam mendukung Palestina.
 
"Saya mengecam keras keputusan yang tidak beralasan ini, yang bertentangan dengan semangat Perjanjian Oslo dan secara tidak proporsional mengganggu hubungan normal dan kerja sama dengan Otoritas Palestina," kata Borrell.
 
"Norwegia telah memainkan peran utama dalam Proses Perdamaian Timur Tengah dan dalam mendukung penduduk Palestina," tambahnya.
Norwegia memainkan peran penting dalam menyelesaikan Perjanjian Oslo tahun 1990-an.
 
Borrell mengatakan ia telah membahas Menteri Luar Negeri Norwegia Espen Barth Eide setelah keputusan Zionis Israel dan mengatakan UE berdiri dalam "solidaritas penuh" dengan Oslo.
 
"Atas instruksi saya, Kepala Delegasi Uni Eropa di Tel Aviv telah menyampaikan posisi kami kepada Pemerintah Zionis Israel," kata Borrell, merujuk pada rezim Tel Aviv.
"Ini bukan masalah bilateral antara Zionis Israel dan Norwegia, tetapi masalah yang menjadi perhatian semua pihak yang bekerja untuk perdamaian dan stabilitas di Timur Tengah," ungkapnya.
 
Kementerian luar negeri Palestina juga menuduh Zionis Israel menggunakan dalih yang tidak berdasar untuk menekan pemerintah atau lembaga internasional mana pun yang mencoba menghentikan kejahatan dan pelanggaran terhadap warga Palestina.
 
Menanggapi keputusan Zionis Israel, menteri luar negeri Norwegia mengatakan hal itu akan berdampak pada hubungan Oslo dengan Tel Aviv.
 
Sebagian besar negara di dunia telah mengakui negara Palestina. Norwegia, bersama dengan Spanyol dan Irlandia, telah mengumumkan keputusannya untuk mengakui negara Palestina. Langkah tersebut telah meningkatkan jumlah negara anggota PBB yang mengakui negara Palestina menjadi 146.
 
Dalam beberapa bulan terakhir, beberapa negara Eropa lainnya mengindikasikan rencana untuk mengakui negara Palestina, dengan mengatakan langkah tersebut penting untuk perdamaian abadi di kawasan tersebut.
 
Pengakuan yang direncanakan akan menambah tekanan pada Zionis Israel karena operasi militer paling berdarah yang pernah dilakukannya di Jalur Gaza yang terkepung kini telah memasuki bulan kedelapan.
 
Rezim biadab tersebut telah membantai sedikitnya 39.700 warga Palestina, sebagian besar wanita dan anak-anak, di Gaza sejak awal Oktober.[IT/r]
 
Comment