Iran Akan Membuat Israel Menyesali Agresi Terorisnya

Misi tersebut menyampaikan pernyataan tersebut pada hari Rabu (7/8) sebagai tanggapan atas pertanyaan tentang tuduhan bahwa negara itu dapat membatalkan pembalasannya jika Tel Aviv mencapai kesepakatan dengan Hamas yang akan menghasilkan gencatan senjata dalam perang genosida yang sedang berlangsung di Jalur Gaza.
 
"Kami telah mengejar dua prioritas secara bersamaan," kata misi tersebut.
"Pertama, mewujudkan gencatan senjata yang stabil di Gaza dan penarikan pasukan penjajah dari wilayah ini," katanya.
"Dan kedua, menghukum agresor atas pembunuhan Martir Haniyeh, mencegah terulangnya tindakan agresi rezim Zionis, dan membuat Zionis menyesali tindakan mereka [sejak awal]," misi tersebut menyimpulkan.
 
Haniyeh, yang merupakan kepala Biro Politik gerakan perlawanan Palestina, dibunuh bersama salah satu pengawalnya di ibu kota Iran, Tehran, akhir bulan lalu. Rezim Israel telah membantah bertanggung jawab, tetapi Iran telah menganggapnya bertanggung jawab atas kekejaman itu dan berjanji untuk menanggapinya dengan keras.
 
Sebelumnya pada hari Rabu, Penjabat Menteri Luar Negeri Iran Ali Bagheri Kani mengulangi tekad negaranya untuk menanggapi rezim tersebut. Negara itu tidak punya pilihan selain membalas terhadap rezim atas pembunuhan itu, kata Bagheri, yang berpidato pada pertemuan luar biasa Organisasi Kerja Sama Islam.
 
Ini diperlukan untuk mencegah agresi lebih lanjut terhadap Republik Islam di tengah tidak adanya tindakan dari Dewan Keamanan PBB, tambahnya. Pembunuhan Haniyeh terjadi di tengah perang rezim di Gaza pada bulan Oktober, yang sejauh ini telah merenggut nyawa sedikitnya 39.677 warga Palestina, sebagian besar wanita, anak-anak, dan remaja.[IT/r]