“Israel” Menderita Krisis Kesehatan Mental

Hal ini terjadi ketika Kementerian Perang mengatakan dalam sebuah pengarahan tertutup bahwa dari lebih dari 7.000 tentara Zionis “Israel” yang terluka di Gaza, hampir 30% menderita luka emosional. Dari mereka, 60% menyatakan bahwa perang menyebabkan kerusakan emosional pada mereka.

Memang benar, gangguan stres pasca-trauma (PTSD) adalah salah satu masalah kesehatan mental paling umum yang muncul akibat konflik dan perang, seperti yang dialami Zionis “Israel” sejak 7 Oktober.

Pertemuan meja bundar yang terdiri dari beberapa peneliti di bidang kesehatan baru-baru ini menemukan bahwa, sejak tanggal 7 Oktober, para profesional di bidang kedokteran, kesehatan mental, pendidikan dan kesejahteraan, serta petugas pertolongan pertama dan penyelamat, menghadapi kesulitan dalam mendapatkan bantuan bagi mereka yang membutuhkan. banyak dari mereka menderita kelelahan, apatis, kelelahan, stres, dan kesusahan.

Dengan kata lain, mereka yang memberikan dukungan kepada pasien trauma juga mengalami trauma.

Survei Layanan Kesehatan Maccabi yang diterbitkan pada awal bulan ini menemukan bahwa sepertiga dari pengungsi perang melaporkan perubahan kondisi kesehatan mereka menjadi lebih buruk, dan terdapat peningkatan sebesar 35% dalam penggunaan obat-obatan untuk mengobati depresi atau kecemasan.

Zionis “Israel” sudah menderita karena kurangnya akses terhadap dukungan psikologis sebelum perang. Rata-rata waktu tunggu untuk menemui psikolog adalah dua bulan. Perang hanya memperburuk masalah ini dan menyoroti betapa pentingnya perubahan dalam aspek ini.[IT/r]