Menlu: Mesir Tidak Pernah Menutup Penyeberangan Rafah, 'Israel' Menghambat Pengiriman Bantuan
Story Code : 1119731
Mesir secara aktif berkolaborasi dengan mitra-mitranya untuk menjamin gencatan senjata di Gaza sebelum dimulainya bulan suci Ramadhan, kata Menteri Luar Negeri Sameh Shoukry pada hari Jumat (1/3).
Saat memberikan pidato pada sesi khusus di Forum Diplomasi Antalya (ADF) 2024 di Turki, beliau menyinggung rencana Zionis Israel untuk menyerang Rafah, menyoroti dampak berbahaya dari serangan terhadap kota kecil dengan populasi 1,4 juta jiwa.
Dia memperingatkan bahwa agresi apa pun terhadap Rafah akan semakin memperburuk kondisi kemanusiaan yang dihadapi warga Palestina di Gaza.
Perserikatan Bangsa-Bangsa dan organisasi internasional lainnya sebelumnya telah memberikan peringatan atas kebijakan kelaparan yang diberlakukan oleh Zionis “Israel” terhadap penduduk Gaza, ketika entitas tersebut melanjutkan pengepungan tidak manusiawi selama hampir 5 bulan.
Dalam seminggu terakhir, setidaknya 13 anak kehilangan nyawa mereka di Jalur Gaza karena kekurangan gizi dan kelaparan, sehingga menyebabkan kemarahan global mengenai situasi bencana yang dihadapi warga Palestina.
Sejak perang di Gaza dimulai, Mesir tetap membuka perbatasan dengan Rafah untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan, namun upaya negara tersebut dihalangi oleh entitas Zionis Israel, kata menteri luar negeri Mesir.
Komunitas internasional harus mengambil tanggung jawabnya di Gaza dan mengakhiri penderitaan warga sipil, katanya, dan mendesak PBB untuk menerapkan mekanisme yang dirancang untuk memfasilitasi masuknya bantuan ke Jalur Gaza yang hancur.
'Tak tertandingi di abad kedua puluh satu'
Menteri Luar Negeri Sameh Shoukry menekankan bahwa keputusan negara-negara donor untuk menangguhkan sumbangan kepada Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) menghambat operasinya dan memperburuk kondisi kemanusiaan di Gaza.
Dia juga menyatakan keprihatinan Mesir mengenai meningkatnya situasi di Tepi Barat yang diduduki akibat meningkatnya agresi militer Zionis Israel, dan memperingatkan ancaman regional dari perluasan perang.
Di sela-sela konferensi, diplomat tinggi Mesir berbicara dengan Anadolu Agency yang dikelola pemerintah Turki, menegaskan kembali tekad Kairo untuk menghentikan bencana di Gaza.
Dia lebih lanjut menekankan komitmen Mesir untuk memberikan bantuan ke Jalur Gaza dan terus berupaya mencapai kesepakatan pertukaran tawanan.
“Kami melakukan segala yang kami bisa untuk mengakhiri perang yang menghancurkan ini, yang belum pernah terjadi sebelumnya di abad ke-21, yang menyebabkan lebih dari 20.000 perempuan dan anak-anak kehilangan nyawa mereka,” kata Shoukry.[IT/r]