'Israel' Berterima Kasih kepada AS dan Biden karena Memveto Resolusi Gencatan Senjata DK PBB di Gaza
Story Code : 1101482
Ezzat el-Reshiq, seorang anggota biro politik Hamas, mengatakan pada Jumat (8/12) malam bahwa gerakan tersebut mengutuk keras veto AS yang menghalangi resolusi Dewan Keamanan PBB (DK PBB) yang dirancang oleh UEA yang menyerukan gencatan senjata kemanusiaan segera di Jalur Gaza, dan menambahkan bahwa kelompok Perlawanan Palestina menganggap keputusan Washington “tidak etis dan tidak manusiawi.”
“Hambatan AS terhadap dikeluarkannya resolusi gencatan senjata adalah partisipasi langsung pendudukan dalam membunuh rakyat kami dan melakukan lebih banyak pembantaian dan pembersihan etnis,” kata El-Reshiq.
Tiga belas anggota Dewan Keamanan memberikan suara mendukung rancangan resolusi tersebut sementara Inggris abstain. Membenarkan keputusan negaranya, Duta Besar Inggris untuk PBB, Barbara Woodward, mengatakan Inggris tidak dapat memberikan suara untuk mendukung rancangan resolusi yang tidak mengutuk apa yang dia gambarkan sebagai "kekejaman yang dilakukan Hamas terhadap warga sipil Zionis Israel yang tidak bersalah" pada tanggal 7 Oktober, mengacu pada Operasi Badai Al-Aqsa.
Pemungutan suara tersebut dilakukan setelah Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menggunakan Pasal 99 piagam PBB pada hari Rabu (6/12).
Sementara itu, Duta Besar Palestina untuk PBB, Riyad Mansour, menilai “bencana” jika Amerika Serikat memveto resolusi tersebut.
“Ini adalah titik balik dalam sejarah dan sangat disesalkan. Merupakan bencana jika Dewan Keamanan sekali lagi dicegah untuk menegakkan tanggung jawabnya dalam menghadapi krisis yang serius ini, yang mengancam nyawa manusia dan mengancam perdamaian dan keamanan regional dan internasional,” kata Mansour setelah pemungutan suara.
“Ini adalah hari yang buruk bagi Dewan Keamanan. Kami menolak hasil ini, dan akan terus menggunakan segala cara yang sah untuk menghentikan kekejaman yang menjijikkan ini, termasuk melanjutkan sidang darurat Majelis Umum,” tegasnya.
Wakil Duta Besar AS untuk PBB, Robert Wood, mengatakan rancangan resolusi tersebut "tidak sesuai dengan kenyataan" dan "tidak akan memberikan dampak positif di lapangan."
Bersembunyi di balik dukungan AS, duta besar pendudukan Zionis Israel untuk PBB, Gilad Erdan, mengatakan bahwa ia berterima kasih kepada Washington dan Presiden AS Joe Biden karena telah memveto resolusi tersebut.[IT/r]