0
Friday 17 November 2023 - 13:29
Gejolak Politik Zionis Israel:

Pemimpin Oposisi Israel: Netanyahu Harus Mundur 

Story Code : 1096265
Yair Lapid Zionist opposition leader
Yair Lapid Zionist opposition leader
Perdana menteri harus diganti dengan “pemerintahan rekonstruksi nasional” yang stabil, kata Yair Lapid

Lapid, ketua partai berhaluan tengah Yesh Atid, yang sempat menjabat sebagai PM Zionis Israel tahun lalu, menyampaikan seruan tersebut dalam serangkaian postingan di X (sebelumnya Twitter) pada hari Kamis (16/11). Menggantikan Netanyahu akan memungkinkan negara tersebut menciptakan koalisi yang luas dan stabil di parlemen, yang dipimpin oleh partai sayap kanan PM, Likud. Bersama dengan mitra kecilnya yang berhaluan ekstrem kanan, Likund saat ini menguasai 64 dari 120 kursi di parlemen.

“Waktunya telah tiba – kita perlu membentuk pemerintahan rekonstruksi nasional. Likud akan memimpinnya, Netanyahu dan para ekstremis akan digantikan, lebih dari 90 anggota Knesset akan menjadi mitra dalam koalisi untuk penyembuhan dan penyatuan kembali,” saran Lapid.

Politisi tersebut menepis kekhawatiran bahwa ini bukan waktunya untuk menggantikan Netanyahu di tengah konflik yang terjadi di Gaza, yang dipicu oleh serangan mendadak yang dilancarkan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober.

“Saya mendengar mereka mengatakan ini bukan waktunya. Kita menunggu 40 hari, tidak ada waktu lagi. Apa yang kita butuhkan sekarang adalah pemerintahan yang tidak akan menangani apa pun selain keamanan dan ekonomi,” tegas Lapid, menggarisbawahi pernyataan yang disampaikannya dalam pidato yang disiarkan televisi pada hari Rabu (15/11).

“Yang lemah adalah pemerintah, dan khususnya perdana menteri. Dana koalisi terus mengalir, perawatan terhadap para pengungsi dan korban luka adalah kegagalan yang memalukan, tidak ada yang mau menutup kantor-kantor pemerintah yang tidak perlu, advokasi adalah bencana yang sedang berlangsung,” kata politisi tersebut dalam pidatonya yang disiarkan secara langsung.

PM yang diperangi tersebut telah menghadapi banyak kritik baik di dalam maupun luar negeri atas berbagai masalah, mulai dari pendekatan yang sangat keras terhadap operasi di Gaza hingga membiarkan serangan Hamas terjadi. Perbedaan pendapat yang semakin besar semakin diperburuk oleh pernyataan kontroversial yang dibuat oleh Netanyahu sendiri dan kabinetnya.

Pada akhir bulan Oktober, misalnya, PM melakukan upaya yang gagal untuk menyalahkan intelijen negara atas serangan Hamas, dengan menyatakan bahwa dia tidak diperingatkan mengenai hal tersebut pada waktunya. Namun, tak lama kemudian, dia harus mencabut klaim tersebut dan meminta maaf. Skandal besar lainnya muncul pekan lalu, ketika Menteri Warisan sayap kanan Amichai Eliyahu menyarankan agar Gaza dibom. Pernyataan eksplosif tersebut menuai kritik luas dan menteri tersebut akhirnya diberhentikan.[IT/r]
Comment