Kementerian Kesehatan Gaza Menanggapi Keraguan Biden
Story Code : 1091582
Para pejabat telah mempublikasikan nama ribuan korban serangan Israel
Laporan setebal 210 halaman yang keluar pada hari Kamis (26/10) itu memuat nama, usia, jenis kelamin, dan nomor identitas masing-masing korban, termasuk 2.665 anak-anak.
Kementerian mengatakan daftar tersebut belum lengkap karena hampir 300 jenazah masih belum teridentifikasi, banyak orang hilang, dan beberapa dikuburkan tanpa dirawat di rumah sakit.
Presiden AS Joe Biden mengatakan pada hari Rabu (25/10) bahwa dia “tidak percaya pada angka yang digunakan Palestina” mengenai jumlah korban tewas di Gaza.
Biden melanjutkan dengan mengatakan bahwa dia “tidak memiliki gagasan bahwa orang-orang Palestina mengatakan yang sebenarnya tentang berapa banyak orang yang terbunuh,” dan menambahkan bahwa dia “yakin orang-orang tak berdosa telah terbunuh, dan itu adalah harga dari perang.”
Setelah nama-nama tersebut diumumkan, juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza Ashraf Al-Qudra menyebut pemerintahan Biden “tidak memiliki standar manusia, moral, dan nilai-nilai dasar hak asasi manusia” karena “tanpa malu-malu” mempertanyakan validitas jumlah korban tewas tersebut.
“Kami memutuskan untuk… mengumumkan, dengan rincian dan nama, dan di depan seluruh dunia, kebenaran tentang perang genosida yang dilakukan oleh pendudukan Israel terhadap rakyat kami,” katanya, seraya menambahkan bahwa laporan tersebut diterbitkan untuk “membiarkan dunia Ketahuilah bahwa di balik setiap angka terdapat kisah seseorang yang diketahui nama dan identitasnya. Orang-orang kami bukanlah siapa-siapa yang bisa diabaikan.”
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) tanpa henti membombardir Gaza selama hampir tiga minggu sejak serangan mendadak terhadap Israel oleh Hamas pada 7 Oktober, yang merenggut 1.400 nyawa. Bangunan tempat tinggal dan masjid hancur akibat serangan di wilayah kantong Palestina, dan pihak berwenang Israel menuduh pejuang Hamas bersembunyi di belakang warga sipil. IDF mengumumkan rencana invasi darat ke Gaza, namun operasi tersebut saat ini ditunda.
Direktur Zionis Israel dan Palestina di Human Rights Watch, Omar Shakir, mengatakan kepada Al Jazeera pada hari Kamis bahwa pengalaman organisasinya selama tiga dekade bekerja di wilayah pendudukan Palestina telah menunjukkan bahwa angka-angka yang diberikan oleh Kementerian Kesehatan Gaza “secara umum dapat diandalkan.” Kementerian mendasarkan angkanya pada data yang diterima dari rumah sakit dan kamar mayat, kata Shakir.[IT/r]