0
Wednesday 21 June 2023 - 13:50
China - Kuba:

WSJ: China dan Kuba Dekati Kesepakatan Pangkalan Militer 

Story Code : 1065193
WSJ: China dan Kuba Dekati Kesepakatan Pangkalan Militer 
Intelijen AS sekarang mengklaim bahwa fasilitas mata-mata bersama di pulau itu hanyalah permulaan

Pembicaraan tentang pangkalan di pantai utara Kuba "pada tahap lanjut tetapi belum selesai," klaim WSJ, berdasarkan apa yang digambarkan oleh para pejabat sebagai "meyakinkan tetapi terpisah-pisah" dan laporan intelijen AS yang sangat rahasia.

Seorang pejabat saat ini dan seorang mantan pejabat mengatakan fasilitas itu akan menjadi bagian dari 'Proyek 141', inisiatif militer China untuk mendirikan pangkalan dan dukungan logistik di seluruh dunia. Jika benar, ini “bisa memberi China platform untuk berpotensi menempatkan pasukan secara permanen di pulau itu” dan berpotensi memperluas pengumpulan intelijen melawan AS, kata mereka.

Laporan Journal tersebut muncul tak lama setelah Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengunjungi China untuk “menghentikan hubungan yang menurun” antara Washington dan Beijing. Dia bahkan diterima oleh Presiden China Xi Jinping.

Outlet yang sama telah menuduh adanya "pangkalan mata-mata China" di Kuba awal bulan ini. Setelah pertama kali menyangkal laporan itu sebagai "tidak akurat", Gedung Putih mengungkapkan laporan intelijen yang mengklaim empat fasilitas pengumpulan intelijen China telah berada di Kuba setidaknya sejak 2019.

Kuba menyebut laporan asli WSJ "benar-benar tidak benar dan tidak berdasar," sementara Kementerian Luar Negeri China mengatakan pada 9 Juni bahwa AS adalah "ahli dalam mengejar bayangan" di negara lain dan ikut campur dalam urusan mereka. Beijing juga mencatat bahwa Washington telah memblokade Havana selama lebih dari 60 tahun dan mempertahankan pangkalan militernya sendiri di Teluk Guantanamo.

Gedung Putih menolak mengomentari cerita WSJ yang baru. Menurut pejabat yang tidak disebutkan namanya, pemerintahan Presiden Joe Biden telah menghubungi Kuba untuk memblokir kesepakatan tersebut, mengutip "apa yang menurutnya mungkin menjadi kekhawatiran Kuba tentang penyerahan kedaulatan."

Pejabat lain berspekulasi bahwa langkah China mungkin merupakan perlawanan terhadap AS yang mengirim lebih dari 100 tentara ke Taiwan, untuk melatih militer lokal, awal tahun ini. The Journal mencatat bahwa jarak Taiwan dari daratan Cina kira-kira sama dengan Kuba dari AS. Ia lalai mencatat bahwa AS mengakui pulau itu sebagai China di bawah kebijakan 'Satu China', sementara Kuba telah menjadi negara merdeka sejak 1902.[IT/r]
Comment