0
Wednesday 24 May 2023 - 04:33
Palestina - Iran & Saudi Arabia:

Pemimpin Jihad Islam: Kesepakatan Iran-Saudi Memiliki Efek Positif pada Perjuangan Palestina

Story Code : 1059769
Pemimpin Jihad Islam: Kesepakatan Iran-Saudi Memiliki Efek Positif pada Perjuangan Palestina
“Perjanjian Tehran-Riyadh memiliki kesan positif di kawasan dan menghilangkan ketegangan yang ada”, kata Nakhala saat wawancara dengan situs berita berbahasa Arab Hayawashington  pada hari Selasa (23/5), menambahkan bahwa perjanjian tersebut akan memiliki “hasil positif” untuk Palestina. .

Setelah beberapa hari negosiasi intensif yang diselenggarakan oleh China, Iran dan Arab Saudi mencapai kesepakatan pada 10 Maret untuk memulihkan hubungan diplomatik dan membuka kembali kedutaan.

Hubungan diplomatik antara Riyadh dan Tehran diputuskan oleh Arab Saudi pada Januari 2016 setelah pengunjuk rasa Iran, yang marah dengan eksekusi ulama terkemuka Syiah Sheikh Nimr Baqir al-Nimr oleh pemerintah Saudi, menyerbu kedutaannya di Tehran.

Dia lebih lanjut mencela sebagai "kekecewaan besar" normalisasi hubungan oleh beberapa negara Arab dengan Zionis Israel, menyerukan orang-orang Arab untuk mendukung perlawanan Palestina.

Kembali pada September 2020, Israel menandatangani perjanjian normalisasi dengan UEA dan Bahrain selama upacara resmi di Gedung Putih.

Kesepakatan normalisasi, yang kemudian diikuti oleh Sudan dan Maroko, telah memicu kecaman luas dari Palestina serta negara-negara dan pembela hak asasi manusia di seluruh dunia, terutama di dunia Muslim.

Di tempat lain dalam sambutannya, Nakhala bereaksi terhadap ancaman Perdana Menteri Zionis Israel Benjamin Netanyahu untuk membunuh para pemimpin gerakan perlawanan, dengan mengatakan, Zionis Israel akan menjadi sasaran serangan oleh perlawanan jika Netanyahu berani "menargetkan" para pemimpin gerakan perlawanan di arena lain.

“Kami juga dapat menargetkan ibu kota mereka dan kota-kota lain yang diduduki,” katanya.

Nakhala lebih lanjut menekankan bahwa kesyahidan komandan perlawanan tidak melemahkan struktur militer gerakan perlawanan, menambahkan bahwa deputi mereka segera mengambil tanggung jawab mereka.

Rezim Israel meluncurkan kampanye serangan udara tanpa henti terhadap Gaza pada 9 Mei, membunuh beberapa komandan perlawanan.

Sebagai tanggapan, faksi perlawanan Palestina telah meluncurkan serangan balasan ke kota-kota dan permukiman Zionis Israel.

Setelah pertempuran lima hari, kedua belah pihak menyetujui gencatan senjata yang ditengahi Mesir yang mulai berlaku pada Sabtu malam.

Setidaknya 33 warga Palestina, termasuk 13 warga sipil, tewas dan 147 lainnya luka-luka dalam putaran terakhir serangan Zionis Israel di Jalur Gaza, menurut kementerian kesehatan Gaza.

Konflik tersebut menandai episode pertempuran terburuk antara faksi perlawanan Gaza dan rezim Zionis Israel sejak perang 10 hari pada tahun 2021.
Comment