'Uang Rakyat': Protes Berkecamuk Menentang Langkah Biden untuk Membagi Dana Afghanistan
Story Code : 980268
Pada hari Senin (21/2), ribuan orang turun ke jalan di provinsi pegunungan tengah Bamyan, di mana para demonstran meneriakkan slogan-slogan anti-Amerika yang gencar.
“Memalukan Amerika, lepaskan uang Afghanistan!” dan slogan-slogan lainnya bergema di provinsi Afghanistan tengah, dengan pengunjuk rasa menyebutnya sebagai “tindakan kejam” dan “pengkhianatan terhadap hak-hak warga Afghanistan”.
Para pengunjuk rasa juga memegang plakat, seperti yang berbunyi: “Kami, rakyat Bamyan ingin Amerika Serikat melepaskan uang beku Afghanistan."
Biden menandatangani perintah eksekutif awal bulan ini, mengizinkan setengah dari $7 miliar aset beku dari bank sentral Afghanistan untuk didistribusikan di antara keluarga korban 9/11.
Dana tersebut, yang disimpan di AS, dibekukan setelah Taliban mengambil alih Kabul Agustus lalu dan gagalnya pasukan sekutu pimpinan AS setelah pendudukan militer selama 20 tahun.
Ini telah melahirkan apa yang oleh badan-badan PBB disebut sebagai bencana kemanusiaan terburuk dalam sejarah baru-baru ini.
Hampir 24 juta orang di Afghanistan – atau 60% dari populasi – menderita kelaparan akut, sementara jutaan telah mengungsi.
Sayed Abdul Raziq Danesh, kepala Persatuan Penyandang Cacat Bamiyan dan salah satu penyelenggara unjuk rasa, meminta pemerintah AS untuk melepaskan aset milik warga Afghanistan sesegera mungkin.
Dia menegaskan bahwa kebijakan AS mengambil korban yang menghancurkan pada jutaan orang biasa di negara Asia Selatan yang terkurung daratan.
Para pengunjuk rasa Bamiyan juga mengeluarkan resolusi yang menyerukan PBB untuk memaksa AS dan sekutunya untuk melepaskan aset yang disita. Lebih lanjut disebutkan bahwa dalam situasi saat ini, organisasi bantuan harus bekerja sama dengan penyandang cacat dan keluarga korban perang di Afghanistan. [IT/r]