Ketua Majlis (Parlemen) Iran, Ali Larijani mengecam Amerika dan Israel karena berusaha menetralisir revolusi pro demokrasi yang terjadi di Timur Tengah dan Afrika Utara.
Berpidato hari Jumat di ibukota Tunisia, Tunis untuk merayakan adopsi pertama konstitusi pasca revolusi negara itu, Larijani mengatakan bahwa Washington dan Tel Aviv mencoba mengalihkan sebagian revolusi di kawasan itu.
"Bahkan setelah revolusi terjadi di wilayah tersebut, AS dan Israel mencoba mengalihkan dan menghancurkan beberapa revolusi hingga Israel bisa mendapatkan keuntungan," katanya.
Larijani juga menyebut Israel sebagai kanker di wilayah tersebut. Dalam acara itu, delegasi dari AS keluar dari upacara sebagai bentuk protes.
Ketua Majlis Iran juga mengucapkan selamat pada para pejabat Tunisia untuk mengadopsi konstitusi baru dan mengatakan Iran mendukung pemerintah sementara negara itu.
Tunisia, tempat kelahiran protes pro demokrasi di seluruh Afrika Utara dan Timur Tengah, berjuang melakukan perubahan demokratis sejak penggulingan diktator dukungan Barat, Zine El Abidine Ben Ali pada tahun 2011.
Konstitusi Tunisia itu disetujui tanggal 26 Januari lalu setelah memperoleh 200 suara dari 216 suara di Majelis Konstituante Nasional Tunisia.
Dalam pertemuan hari Jumat dengan Ketua Parlemen Tunisia, Mustafa Ben Jafar di Tunis, Larijani menyerukan peningkatan hubungan ekonomi antara Iran dan Tunisia serta mengundang Ben Jafar untuk berpartisipasi dalam pertemuan ketua parlemen Organisasi Kerjasama Islam yang akkan segera dilaksanakan.
Larijani berkunjung ke Tunisia atas undangan keuta Majelis Konstituante Nasional Tunisia untuk berpartsisipasi dalam upacara tersebut .[IT/r]