Pemerintah Suriah menolak misi inspeksi tim PBB yang ditunjuk oleh Sekjen PBB Ban Ki-moon untuk menyelidiki penggunaan senjata kimia di negara ini.
Belum jelas alasan detil mengenai penolakan tersebut, namun sebelumnya pemerintah Rusia pada Ahad, 07/04/13, mengatakan rencana ekspansi penyelidikan PBB mengenai penggunaan senjata kimia di Suriah melampaui batas waktu 19 Maret sangat tidak konstruktif dan tidak konsisten.
Kementerian Luar Negeri Rusia dalam sebuah pernyataan itu mengatakan, "Sekretariat PBB di bawah tekanan negara-negara tertentu sehingga mengadopsi sikap tidak konstruktif dan tidak konsisten mengenai penyelidikan laporan bias terkait penggunaan senjata kimia di Suriah pada 19 Maret, yang dapat diverifikasi pada tahap ini.
"Penyelidikan PBB harus fokus pada laporan pemerintah Suriah mengenai penggunaan senjata kimia oleh teroris di Suriah". Tambah laporan itu.
Mengacu pada invasi AS ke Irak pada 2003, pernyataan itu menambahkan, "Pendekatan seperti itu mengingatkan kebijakan penggunaan senjata pemusnah massal di Irak. Kebijakan ini didasarkan pada data yang sengaja palsu dan menyebabkan konsekuensi bias dan umum"
Kementerian Luar Negeri Rusia juga menyerukan kepada PBB untuk bertindak atas prinsip-prinsip "ketidakberpihakan."
Negara-negara Barat tertentu berusaha memasukkan klaim penyelidikan dua tambahan dari kelompok-kelompok teroris di Suriah tentang penggunaan senjata kimia oleh pasukan Suriah. [IT/On]
Share Berita :
Comment
2013/04/09 04:34
Benar apa yang ditulis diatas. Hal ini dapat kita lihat saat pihak Rusia membawa persoalan tersebut ke PBB diveto AS dimana alasan mereka Rusia tidak memasukkan klaim mereka bahwa penggunaan senjatan kimia dilakukan oleh militer Suriah. Oh betapa AS yang dulunya nampak berwibawa justeru sekarang hilang kewibawaan mereka sebaliknya wibawa tersebut sekarang dimiliki Rusia dan Cina. Sebaliknya dipihak Islam wibawa tinggi sekarang dimiliki Republik Islam Iran, Hizbullah Libanon dan Pemerintah Suriah sendiri.