Trump Berjanji untuk 'Menemukan dan Membunuh' Musuh-musuh AS
Story Code : 1188174
Serangan udara tersebut dilakukan di Pegunungan Golis di wilayah Bari Somalia, yang dilaporkan mengakibatkan penghancuran tempat persembunyian teroris dan kematian banyak militan.
Menteri Pertahanan Pete Hegseth menyatakan bahwa, menurut "penilaian awal" Pentagon, tidak ada warga sipil yang terluka dalam operasi tersebut.
"Para pembunuh ini, yang kami temukan bersembunyi di gua-gua, mengancam Amerika Serikat dan sekutu-sekutu kami," tulis Trump pada hari Sabtu 91/2).
"Serangan itu menghancurkan gua-gua tempat mereka tinggal dan membunuh banyak teroris tanpa, dengan cara apa pun, melukai warga sipil."
Pasukan AS Melakukan Serangan yang Menargetkan ISIS-SomaliaBerkoordinasi dengan Pemerintah Federal Somalia, Komando Afrika AS melakukan serangan udara terhadap ISIS-Somalia pada 1 Februari 2025.
https://t.co/4zg8XnMIw9pic.twitter.com/ntgiwiHR50
— Komando Afrika AS (AFRICOM) (@USAfricaCommand) 1 Februari 2025
Trump mengklaim bahwa militer AS telah melacak perencana serangan yang tidak disebutkan namanya selama bertahun-tahun, tetapi mantan Presiden Joe Biden dan "kroninya tidak akan bertindak cukup cepat untuk menyelesaikan pekerjaan."
"Saya berhasil! Pesan kepada ISIS dan semua pihak lain yang akan menyerang orang Amerika adalah bahwa 'KAMI AKAN MENEMUKAN ANDA, DAN KAMI AKAN MEMBUNUH ANDA!'"
Presiden AS menambahkan. Pentagon tidak mengidentifikasi "perencana" yang dinetralkan, tetapi bersikeras bahwa serangan udara tersebut menurunkan kemampuan kelompok tersebut untuk "merencanakan dan melakukan serangan teroris" dan berfungsi sebagai "sinyal yang jelas bahwa Amerika Serikat selalu siap untuk menemukan dan melenyapkan teroris."
Operasi tersebut dilaporkan dilakukan dengan koordinasi dengan otoritas Somalia, yang mengonfirmasi bahwa Presiden Hassan Sheikh Mohamud telah "diberitahu tentang serangan AS tersebut."
"Saya menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya atas dukungan yang tak tergoyahkan dari Amerika Serikat dalam perang bersama kita melawan terorisme," kata Mohamud, memuji Trump atas "kepemimpinannya yang berani dan tegas."
Negara Islam di Somalia muncul pada tahun 2015 setelah memisahkan diri dari kelompok Al-Shabaab yang berafiliasi dengan Al-Qaeda.
Sementara Al-Shabaab tetap menjadi organisasi teroris yang dominan di wilayah tersebut, IS telah berupaya untuk memperluas pengaruhnya, khususnya di wilayah utara negara tersebut.
Di akhir masa jabatan pertamanya, Trump memerintahkan penarikan hampir seluruh pasukan AS dari Somalia.
Serangan udara terbaru tersebut menandai salah satu tindakan militer pertama yang diperintahkannya di negara Afrika tersebut sejak memulai masa jabatan keduanya pada 20 Januari 2025. [IT/r]