Araghchi: Tidak Ada 'Pertukaran Pesan' dengan AS Mengenai Pembicaraan Pencabutan Sanksi

Abbas Araghchi mengatakan pada hari Rabu (29/1) bahwa setiap keputusan untuk memasuki diskusi semacam itu bergantung pada langkah-langkah membangun kepercayaan oleh pemerintahan Donald Trump.
 
Iran sudah terlibat dengan pihak-pihak Eropa dalam JCPOA, kesepakatan nuklir 2015, dan sedang menunggu Washington untuk mengklarifikasi kebijakannya, kata menteri tersebut.
 
"Tidak ada pesan yang jelas yang telah dikirim atau diterima antara kedua negara; apa yang dikatakan hanya di media." Ada spekulasi bahwa pemerintahan Trump telah bertukar pesan rahasia dengan Iran.
 
"Kriteria kami tetap pada ketidakpercayaan masa lalu yang terus mendominasi hubungan antara kedua negara," kata Araghchi.
 
"Kami sebelumnya mencapai kesepakatan; Iran menerapkannya, tetapi merekalah yang mengganggunya," kata Araghchi, menunjuk pada penarikan AS tahun 2018 dari JCPOA selama masa jabatan pertama Trump.
 
Setelah keluar dari perjanjian, pemerintah AS memberlakukan kembali tindakan hukuman yang telah ditangguhkan berdasarkan perjanjian tersebut dan memberlakukan larangan baru berdasarkan kebijakannya tentang 'tekanan maksimum'.
 
Pada tahun 2019, Iran mulai mencabut batasan yang telah diterimanya berdasarkan JCPOA setelah pihak lain gagal memenuhi komitmen mereka. Selama kampanye pemilihannya dan setelahnya,
 
Trump berulang kali membahas perlunya kesepakatan dengan Iran terkait sengketa nuklir yang telah berlangsung lama dan menyatakan optimisme bahwa kesepakatan semacam itu dapat dicapai.
 
Araghchi mengatakan mengatasi ketidakpercayaan yang ditimbulkan oleh perilaku AS tidaklah mudah dan tidak dapat dicapai hanya melalui "kata-kata manis."
 
Menteri Iran itu menggarisbawahi bahwa hal itu memerlukan tindakan praktis. "Jika kesimpulan di negara itu mengarah pada kemungkinan membangun negosiasi dengan kedudukan yang setara, keputusan akan diambil tentang hal itu."[IT/r]