Sekjen Hizbullah: "Tidak Ada Tempat Aman dari Rudal Hizbullah di Israel"
Story Code : 1171204
"Tidak ada tempat di entitas (Israel) yang tidak dapat dijangkau oleh misil dan drone kami. Hari-hari mendatang akan mengungkapkan lebih banyak, dan apa yang akan terjadi akan lebih besar," kata Syeikh Naim Qasim.
“Kami memiliki puluhan ribu pejuang terlatih yang mampu menghadapi dan bertahan, dan kami memiliki kemampuan yang diperlukan untuk bertahan dalam waktu yang lama,” tegas Syeikh Qasim.
Qasim menyampaikan pidato untuk memperingati hari ke-40 syahadah Syahid Sayyid Hassan Nasrallah yang gugur dalam pemboman besar-besaran Israel di pinggiran Beirut.
“Hizbullah memiliki struktur dan keberadaan yang terorganisir di berbagai bidang budaya, politik, pertempuran, pendidikan, dan kesehatan. Ini adalah partai yang dibangun oleh Yang Mulia Sayyid Nasrallah,” Qasim menekankan.
Dia menegaskan, perlawanan di Lebanon berdiri di atas fondasi yang kokoh, dengan kekuatan dalam jumlah, spesialisasi, kekuatan, keberanian, dan perlawanan terhadap musuh-musuh yang paling ganas. "Yang Mulia Sayyid Nasrallah... terus menginspirasi kami dalam syahidnya, dan akan tetap hidup melalui pengorbanannya. Ia akan terus bersama kami, dan kami bersamanya. Perlawanan akan bertahan dan tumbuh,” Qasim menekankan.
Hizbullah menargetkan pangkalan militer Israel di sekitar Bandara Ben Gurion untuk pertama kalinya. Pemimpin baru Hizbullah juga mengatakan, Gaza akan tetap bertahan, teguh, dan tak tergoyahkan, dan akan meraih kemenangan.
Dia menyatakan, “Kami akan membuat musuh ingin menghentikan agresinya, dan kami membangun di medan perang, bukan pada gerakan politik.”
Menyinggung tentang pemilu di Amerika Serikat dan kemungkinan pembicaraan politik untuk mengakhiri agresi Israel di Lebanon, yang dikritik oleh sebagian pihak sebagai upaya melayani kepentingan Israel, pemimpin Hizbullah tersebut mengatakan, “Ketika musuh memutuskan untuk menghentikan agresinya, negosiasi akan dilakukan melalui pembicaraan tidak langsung melalui pemerintah Lebanon dan Presiden (Ketua Parlemen) Nabih Berri, yang membawa panji perlawanan politik.”
Terkait pemilu di Amerika Serikat, dan bagaimana ini dapat mengakhiri agresi Israel terhadap warga sipil Lebanon, memperluasnya, atau memengaruhi perlawanan Lebanon, Syeikh Qasim mencatat, “Hizbullah tidak bergantung pada pemilu Amerika, yang tidak memiliki nilai bagi kami. Kami akan bergantung pada medan perang, dan pendudukan kalah di wilayah ini, tidak menang, dan kami akan mencegahnya mencapai tujuannya. Kekuatan perlawanan terletak pada keberlanjutannya meskipun ada perbedaan militer, dan dengan kekuatan kemauan dan konfrontasi, di mana kami lebih kuat."
"Satu-satunya pilihan kami adalah mencegah pendudukan mencapai tujuan agresinya, dan dalam kamus kami, hanya ada kelanjutan perlawanan. Dalam kamus kami, hanya ada ‘kepala tegak,’ dan para pejuang kami tidak akan tunduk kepada siapa pun kecuali kepada Allah, dan mereka hanya bisa menang. Dalam kamus kami, hanya ada ketahanan, kesabaran, dan tetap di lapangan hingga kemenangan, dan kami tidak bisa dikalahkan."
Dia juga memperingatkan, “[Perdana Menteri Israel] Netanyahu menolak menetapkan tanggal akhir perang, karena rencananya meluas melampaui Gaza, Palestina, dan Lebanon untuk membentuk kembali Timur Tengah.”
Namun, Syeikh Qasim mencatat, “Netanyahu tidak menyadari bahwa dia menghadapi Perlawanan dengan kekuatan fundamental, termasuk keyakinan yang tak tergoyahkan dan para pejuang yang mencari syahid dan tidak takut mati. Di antara kekuatan utama Perlawanan adalah persiapan dan kemampuannya dalam persenjataan, kemampuan, dan pelatihan.”
Dia menambahkan, “Pendudukan juga mengandalkan angkatan daratnya, yang tidak melayaninya dengan baik, karena mereka takut dengan pertempuran jarak dekat dan menghadapi Perlawanan yang tangguh di perbatasan [Lebanon].”
Saat Syeikh Qasim berbicara, Hizbullah mengumumkan bahwa para pejuangnya menargetkan tank Merkava lainnya di pemukiman Metula dengan misil anti-tank berpemandu, yang mengakibatkan penghancuran tank tersebut serta tewas dan terluka para awaknya.
Sebelumnya, Hizbullah menargetkan barak Israel di Yoav dan Kamp Kela di Dataran Tinggi Golan yang diduduki dengan serangkaian misil.
Dalam salah satu operasinya pada hari Rabu, perlawanan juga “menargetkan markas besar Nahal Gershom (markas divisi dari Divisi Galilea 91 di bawah komando Wilayah Utara dalam militer musuh Israel) dengan drone serang, yang berhasil mengenai target dengan tepat.”
Pangkalan Rawiya (markas Batalion Lapis Baja Brigade 188 dalam Angkatan Darat Israel) di Dataran Tinggi Golan yang diduduki juga dihantam dengan serangan misil.
Pernyataan lain menyebutkan bahwa para pejuang Hizbullah menargetkan, “Pangkalan Tzrifin (yang mencakup perguruan tinggi pelatihan militer) dekat Bandara Ben Gurion, selatan Tel Aviv, dengan serangkaian roket berkualitas tinggi.”[IT/ON]