Mesir Menolak Tuduhan Netanyahu, Menegaskan Kembali Peran dalam Memimpin Perdamaian
Story Code : 1157887
Mesir dengan tegas menolak pernyataan Perdana Menteri Zionis Israel Benjamin Netanyahu yang berbicara panjang lebar untuk membenarkan pendudukan Zionis "Israel" di Koridor Philadelphia pada hari Senin (2/9).
Pemerintah Mesir telah menandatangani perjanjian dengan rezim Zionis Israel, yang berupaya untuk mengelola urusan Koridor Philadelphia, sebuah wilayah di sisi Palestina dari perbatasan Palestina-Mesir di Jalur Gaza selatan.
Pada bulan Mei tahun ini, pasukan pendudukan Zionis Israel melancarkan invasi darat mereka ke Rafah dan memfokuskan upaya mereka untuk menduduki Koridor Philadelphia, termasuk perlintasan perbatasan Rafah.
Dalam pidato media hari Senin (2/9), Netanyahu menyebutkan Mesir dalam beberapa kesempatan untuk "mengalihkan opini publik Zionis Israel, menghalangi tercapainya kesepakatan gencatan senjata, dan menghalangi upaya mediasi Mesir, Qatar, dan Amerika," demikian bunyi pernyataan dari Kementerian Luar Negeri Mesir.
Netanyahu mengkritik Mesir dalam pidatonya dan mengklaim bahwa Mesir gagal mengamankan perbatasannya dengan Jalur Gaza, yang membuat Perlawanan Palestina semakin berani. Setelah rezim Zionis Israel memutuskan untuk menarik diri secara sepihak dari Jalur Gaza pada tahun 2005, otoritas Palestina mengambil alih kendali yang sah atas Koridor Philadelphia dan perlintasan perbatasan Rafah.
Pernyataan Mesir tersebut menyatakan bahwa pemerintah Zionis Israel bertanggung jawab atas "akibat dari pernyataan yang memperburuk situasi, yang bertujuan untuk membenarkan kebijakan yang agresif dan menghasut, dan menyebabkan eskalasi lebih lanjut di kawasan tersebut."
"Republik Arab Mesir menegaskan komitmennya untuk melanjutkan peran historisnya dalam memimpin proses perdamaian di kawasan tersebut, yang berkontribusi dalam menjaga perdamaian dan keamanan regional serta mencapai stabilitas bagi semua orang di kawasan tersebut," simpul pernyataan tersebut.
Netanyahu telah menjadi sasaran tekanan dan kritik yang berlebihan setelah enam tawanan Israel, termasuk seorang warga negara ganda dengan kewarganegaraan Amerika, tewas di Jalur Gaza selatan dan jasad mereka ditemukan pada hari Minggu.
Menurut media Zionis Israel, pejabat keamanan dan militer Zionis Israel memperingatkan skenario yang tepat jika perjanjian gencatan senjata dengan Perlawanan Palestina tidak tercapai.[IT/r]