Pangkalan AS di Suriah dan Irak Menjadi Target Drone Bermuatan Bahan Peledak
Story Code : 1097924
Perlawanan Islam di Irak, sebuah kelompok payung pejuang anti-teror, dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan di saluran Telegramnya mengaku bertanggung jawab atas serangan Jumat pagi terhadap pasukan AS yang berbasis di ladang minyak al-Omar di provinsi Deir Ez-Zor.
Belum ada laporan mengenai tingkat kerusakan di fasilitas militer tersebut, atau kemungkinan korban jiwa.
Dicatat bahwa pangkalan tersebut menjadi sasaran drone, menghubungkan serangan tersebut dengan dukungan AS terhadap kampanye militer berdarah rezim Zionis terhadap warga Palestina di Jalur Gaza.
Perang brutal yang dilancarkan rezim Tel Aviv terhadap wilayah kantong Palestina yang terkepung sejak 7 Oktober, sejauh ini telah merenggut nyawa sedikitnya 14.532 orang, termasuk 6.000 anak-anak dan 4.000 perempuan.
Rezim melancarkan perang setelah kelompok perlawanan Gaza melakukan Operasi Badai al-Aqsa, operasi terbesar mereka melawan entitas pendudukan selama bertahun-tahun sebagai tanggapan atas meningkatnya kekerasan Zionis ‘Israel’ terhadap warga Palestina.
Amerika Serikat, sekutu terbesar Zionis Israel, telah memberikan senjata dan amunisi kepada rezim tersebut sejak dimulainya perang Gaza.
Dewan Perwakilan Rakyat AS pada tanggal 2 November mengesahkan paket bantuan militer mandiri senilai $14,3 miliar untuk Zionis ‘Israel’. Namun undang-undang tersebut belum mendapat persetujuan Senat.
Washington juga telah memveto resolusi Dewan Keamanan PBB yang meminta rezim pendudukan untuk menghentikan agresinya.
Pada Kamis (23/11) malam, Perlawanan Islam di Irak mengaku bertanggung jawab atas serangan pesawat tak berawak terhadap Pangkalan Udara Ain al-Assad di provinsi Anbar, Irak barat, dan serangan lainnya terhadap instalasi militer milik AS di dekat Bandara Internasional Erbil di wilayah semi-otonom Kurdistan Irak.
Sebelumnya, Kadhim al-Fartousi, juru bicara kelompok perlawanan anti-teror Kata'ib Sayyid al-Shuhada, menyatakan bahwa gencatan senjata empat hari antara militer Zionis 'Israel' dan gerakan perlawanan Hamas Palestina, yang dimulai pada pukul 7 pagi waktu setempat pada hari Jumat di Gaza, tidak akan meluas ke kelompok perlawanan Irak.
Wakil juru bicara Departemen Perang AS Sabrina Singh mengatakan dalam konferensi pers pada hari Selasa bahwa “pasukan AS telah diserang sekitar 66 kali sejak 17 Oktober. Tiga puluh dua kali di Irak dan 34 kali di Suriah.”[IT/r]