Hamas: Netanyahu Berbohong Tentang Mengubah Persamaan Kekuatan dengan Perlawanan Palestina

Juru bicara Hamas Abdul Latif Al-Qanou membuat pernyataan pada hari Minggu (25/6), beberapa hari setelah Netanyahu menuduh bahwa dalam serangan gencar di Jalur Gaza, rezim Tel Aviv "mengubah persamaan" dan menaklukkan Hamas setelah operasi Pedang al-Quds pada tahun 2021 dan Jihad Islam Palestina pada Mei 2023.

Netanyahu juga mengklaim bahwa serangan pesawat nirawak Zionis “Israel” baru-baru ini di kota Jenin di Tepi Barat yang diduduki utara “mengubah persamaan lagi” di wilayah pendudukan.

Qanou mengatakan pernyataan Netanyahu adalah "kebohongan" yang dia katakan kepada komunitas Zionis dalam upaya untuk menunjukkan pencapaian imajinernya.

Dia juga merujuk pada pembunuhan empat pemukim Zionis dalam serangan balasan oleh warga Palestina di dekat pemukiman "Eli", di utara kota Ramallah di Tepi Barat yang diduduki pada 20 Juni.

Operasi heroik, juru bicara Hamas menambahkan, adalah jawaban atas ancaman yang dibuat oleh pejabat dan tentara Zionis “Israel” terhadap Palestina.

Operasi tersebut membantah penipuan Netanyahu terhadap Zionis, katanya, mencatat bahwa itu adalah “bukti eskalasi operasi perlawanan Palestina dan perluasannya dengan berbagai cara.”

Perlawanan telah memasuki “jalan baru” dan hari ini mampu melakukan “operasi heroik” dan memberikan “pukulan keras” kepada musuh untuk membela rakyat, tanah, dan kesucian Palestina, tegas Qanou.

Analis percaya operasi pembalasan Palestina yang menargetkan Zionis di wilayah pendudukan, serta serangan roket mereka terhadap tindakan agresi Zionis “Israel”, semuanya mewujudkan kekuatan faksi perlawanan yang tumbuh dalam beberapa tahun terakhir.

Pada Mei 2021, pertempuran Pedang al-Quds dimulai ketika Brigade Izzidin al-Qassam Hamas menyerang rezim Israel sebagai pembalasan atas agresi Zionis “Israel” terhadap warga Palestina di lingkungan Sheikh Jarrah di al-Quds.

Kelompok perlawanan yang berbasis di Gaza, terutama Hamas dan Jihad Islam, menembakkan lebih dari 4.000 roket ke wilayah yang diduduki Zionis “Israel”.

Tel-Aviv terpaksa mengumumkan gencatan senjata sepihak ketika kelompok perlawanan Palestina melakukan pertempuran sengit melawan rezim entitas Zionis “Israel” selama perang 11 hari.[IT/r]