TNI AU Beri Pelatihan Survival bagi Jurnalis di Medan Perang
Story Code : 1030194
Kegiatan yang diadakan Dinas Penerangan Angkatan Udara (Dispenau) selama dua hari mulai 14-15 Desember 2022 ini juga diajarkan bagaimana bertahan hidup atau survival. "Kita memberikan pengetahuan dan juga keterampilan pada saat rekan-rekan ditugaskan untuk meliput ke daerah konflik atau medan perang," ujar Kadispenau Marsma TNI Indan Gilang Buldansyah, Rabu (14/12/2022).
Dalam pelatihan tersebut, kata Indan, para jurnalis diberi pengetahuan mengenai situasi perang, pengenalan penggunaan senjata api. Termasuk pembekalan bagaimana bertahan hidup di tengah hutan.
"Makanya hari ini kita berikan beberapa teori terkait dengan kemampuan survival, kemudian ada teori-teori bagaimana kita menempatkan diri apabila ada kontak senjata, posisi yang tepat itu di mana gitu," ucapnya.
Pada hari kedua, para jurnalis akan diajak untuk mempraktikan teori yang telah didapat. Adapun kegiatannya disimulasikan melakukan peliputan selayaknya berada di medan tempur. "Besok kita akan praktikan. Kita sudah minta bantuan dari Wing 1 Pasgat untuk berbagi ilmunya dan besok teman-teman akan diajak untuk bersama-sama bagaimana mempraktikannya," imbuh Indan.
Bintara Operasi dan Latihan (Baopslat) Wing 1 Pasgat Serka Amin Nur Hidayat mengatakan, seorang jurnalis yang meliput di daerah konflik setidaknya harus melengkapi diri dengan helm, body armor, elbow and knee pad.
“Ada kesamaan antara penembak runduk atau sniper di medan konflik dan jurnalis yang sedang meliput. Sniper kerjanya senyap mematikan, tapi Anda senyap menghasilkan, menghasilkan informasi atau gambar untuk dipublikasikan," kata Serka Amin.
Dalam kegiatannya, puluhan jurnalis menyaksikan simulasi peragaan bagaimana posisi jurnalis ketika bersama tentara di lokasi pecahnya pertempuran. Kemudian, para jurnalis nantinya akan dikenalkan pada atribut wajib pewarta yang berupa rompi anti peluru, helm pelindung kepala bahkan hingga sepatu aman.
Kegiatan pada hari ini ditutup dengan pengenalan bertahan hidup di lokasi hutan belantara. Metode pengenalan jenis makanan yang dapat dikonsumsi, penentuan arah mata angin, hingga tips dan trik menguliti binatang seperti ular maupun kelinci.