0
1
Komentar
Wednesday 8 May 2013 - 14:07
Infiltrasi Asing di Indonesia

Publik Tunggu Sikap Tegas Jakarta atas London

Story Code : 261788
OPM dibiayai London
OPM dibiayai London

Pemerintah Indonesia menunggu langkah pemerintah Inggris atas komitmen mendukung Negara Kesatuan Republik Indonesia atas insiden pembukaan "kantor" gerakan separatis Papua di Oxford, Inggris. Hal tersebut ditegaskan Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa di Kompleks Istana Presiden.

"Saya menyatakan bahwa langkah Dewan Kota Oxford ini sama sekali tidak menggambarkan posisi pemerintah Inggris dan tetap mendukung Indonesia, mendukung NKRI dan mendukung Papua dan Papua Barat bagian dari NKRI. Kita dengar semua itu kita ketahui semua itu yang kita minta silakan dicerminkan," katanya di Jakarta, Selasa (7/5).

"Kantor OPM sama sekali tidak mencerminkan posisi pemerintah Inggris, tetapi sekali lagi saat kami bertemu dengan Dubes Inggris kami tegaskan situasi seperti ini tidak lazim bahwasanya suatu pemerintahan tidak mampu mengelola sikap dari pemerintah daerah di Inggris". Ujarnya.

Marty mengatakan bahwa komunikasi dengan pemerintah Inggris sudah dilakukan dan saat ini menunggu langkah dari pemerintah Inggris mengenai hal tersebut.

"Kita mengganggap ini sangat bertolak belakang dengan semangat persahabatan kedua negara dan mengharapkan agar mereka bisa betul-betul memahami betapa kita merasa sangat terusik merasa sangat tidak menerima keadaan seperti itu." Kata Marty tegas.

Marty mengatakan, mungkin dibukanya kantor OPM dari sisi pemerintah Inggris sesuai dengan aturan. Namun, Indonesia menilai hal itu tidak sesuai dengan semangat persahabatan.

"Mungkin dari pemerintah Inggris sudah sesuai dengan ketentuan. Namun, sekarang permaasalahannya apakah suatu negara yang memiliki hubungan bersahabat dengan baik apakah bisa membiarkan wilayahnya digunakan untuk keperluan yang sifatnya tidak bersahabat dengan negara lain, baik itu untuk keperluan tujuan separatis, saya rasa ini kita bicara hubungan baik antara kedua negara," paparnya.

"Ini yang kita pertanyakan kepada Inggris. Di lain pihak tentu saya juga tidak mau membuat masalahnya dari yang sebenarnya dalam arti kata adalah yang dinamakan kantor kan sangat minimum sekali, tetapi sekali lagi kepada pemerintah Inggris sekali lagi mereka bisa memahami betul-betul betapa tidak bisa diterimanya yang mereka lakukan." Tambahnya.

Sementara itu, Ketua BIN Letjen TNI Marciano Norman, Senin kemarin menyatakan bahwa kegiatan aktivis Organisasi Papua Merdeka (OPM) bukan hanya di Inggris saja akan tetapi banyak juga di Belanda, Australia dan kawasan Pacifik Selatan.

Meski sikap resmi pemerintah negara-negara tersebut mendukung kedaulatan NKRI, lanjut Marciano, pemerintah RI akan berusaha melakukan upaya-upaya diplomasi di negara yang terdapat gerakan OPM. (IT/sa)
Comment


Pemimpin RI hrs tegas jgn takut ambil keputusan, berhati-hati dgn kelicikan negara lain dlm kebijakan luar negerinya, mereka berkata mendukung NKRI tp disisi lain mendukung OPM, RI skrg hrs kerjasama militer / teknologi sm negara2 netral sperti Rusia atau IRAN yg kita akui teknologi mereka semakin canggih baik dr segi militer atau teknologi yg lain....NKRI HARGA MATI!!!!!!