Serangan Israel Menewaskan Enam Orang di Lebanon Selatan
Story Code : 1177134
Pada hari Sabtu (7/12), serangan udara Zionis Israel menewaskan enam orang di Lebanon selatan, menandai eskalasi yang signifikan hanya 10 hari setelah gencatan senjata antara Hizbullah dan Zionis "Israel" berlaku.
Gencatan senjata, yang dilaksanakan pada 27 November, bertujuan untuk mengakhiri konflik yang menghancurkan yang telah merenggut ribuan nyawa dan mengungsikan massa di kedua belah pihak.
Kementerian Kesehatan Lebanon melaporkan bahwa serangan udara Zionis Israel di kota Beit Lif menewaskan enam orang dan melukai lima lainnya.
Dalam kejadian terpisah, serangan pesawat nirawak menewaskan satu orang di Deir Seryan, lebih dari 20 kilometer jauhnya.
Kantor Berita Nasional Lebanon mengonfirmasi bahwa serangan pesawat nirawak menargetkan sepeda motor di Deir Seryan.
Kekerasan yang terus berlanjut
Insiden tersebut mengikuti pola eskalasi sepanjang minggu.
Pada hari Senin (2/12), serangan Zionis Israel menewaskan sembilan orang di Lebanon selatan. Agresi tersebut terjadi tak lama setelah Hizbullah melancarkan serangan peringatan sebagai tanggapan atas pelanggaran gencatan senjata Israel yang berulang.
Meskipun terjadi insiden ini, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menggambarkan gencatan senjata sebagai "bertahan" dalam sambutannya pada hari Rabu (4/12).
Sebuah komite multinasional yang diketuai oleh Amerika Serikat, termasuk Prancis, pasukan penjaga perdamaian PBB, Zionis "Israel," dan Lebanon, bertanggung jawab untuk memantau pelanggaran gencatan senjata.
Namun, agresi terbaru ini menunjukkan semakin rapuhnya perjanjian tersebut.
Sebelumnya hari ini, Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati mengutuk serangan tersebut dan meminta masyarakat internasional untuk bertindak tegas.
Ia mendesak "masyarakat internasional, khususnya pihak-pihak yang mensponsori pengaturan keamanan, untuk bekerja secara serius dan tegas untuk menghentikan pelanggaran yang sedang berlangsung oleh musuh, memastikan penarikannya dari wilayah yang diduduki dan secara aktif berkontribusi untuk melaksanakan gencatan senjata," kata Mikati.[IT/r]