Jerman Mengatakan Akan Bergabung dalam Pembicaraan 'Nuklir' dengan Iran, Inggris dan Prancis
Story Code : 1174871
"Saya dapat mengonfirmasi bahwa pertemuan di tingkat pejabat dan direktur politik mengenai masalah nuklir, antara lain, sudah direncanakan," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Jerman Christian Wagner dalam jumpa pers di ibu kota Berlin pada hari Senin (25/11).
Wagner tidak menyebutkan tempat atau waktu pembicaraan.
Wakil Menteri Luar Negeri Iran untuk Urusan Politik, Majid Takht Ravanchi, telah melakukan perjalanan ke ibu kota Norwegia, Oslo, untuk memulai pembicaraan Iran dengan negara-negara Eropa, termasuk ketiganya.
Pembicaraan tersebut diharapkan dapat menjadi pendahulu bagi kemungkinan negosiasi lebih lanjut di Jenewa pada hari Jumat (29/11), yang dilaporkan akan membahas masalah nuklir, masalah regional, dan hubungan Republik Islam dengan benua tersebut.
Perkembangan ini terjadi setelah Dewan Gubernur pengawas nuklir Perserikatan Bangsa-Bangsa, Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA), mengadopsi resolusi anti-Iran berdasarkan proposal yang telah diajukan oleh tiga negara tersebut dan didukung oleh Amerika Serikat.
Resolusi tersebut menegaskan kembali tuduhan ketiga negara tersebut dan sekutunya terhadap Republik Islam atas kurangnya kerja sama dengan IAEA.
Mengambil tindakan balasan yang sah, Republik Islam mengaktifkan sejumlah besar sentrifus canggihnya setelah dikeluarkannya resolusi tersebut.
Sejalan dengan AS dan negara-negara lain, tiga negara Eropa tersebut telah mengambil banyak tindakan serupa terhadap Iran sejalan dengan tuduhan yang bertentangan dengan status negara tersebut dan kerja sama badan tersebut, yang bahkan telah meningkat dalam frekuensi dan kualitas selama beberapa tahun terakhir.
Pendekatan konfrontatif yang sedang berlangsung dari pihak Barat terjadi, sementara AS-lah yang memutuskan komitmennya yang didukung secara internasional terhadap Iran dengan secara sepihak dan ilegal meninggalkan perjanjian nuklir 2015 antara Republik Islam dan negara-negara dunia dan mengembalikan sanksi yang telah dicabut oleh kesepakatan tersebut.[IT/r]