Macron Prancis Mengeluarkan Peringatan kepada Israel Pemimpin
Story Code : 1166091
Presiden Prancis Emmanuel Macron telah menegaskan kembali seruannya untuk embargo senjata terhadap Zionis Israel sebagai tanggapan atas konflik di Gaza dan Lebanon. Ia juga mengutuk serangan baru-baru ini terhadap pasukan penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa di Lebanon selatan, menggambarkannya sebagai "sama sekali tidak dapat diterima."
Dua pasukan penjaga perdamaian Sri Lanka dengan Pasukan Sementara PBB di Lebanon (UNIFIL) terluka minggu ini setelah sebuah tank Merkava menembaki sebuah menara pengawas di markas besar pasukan tersebut di kota perbatasan Naqoura.
Zionis Israel mengklaim pasukannya menembaki ancaman langsung, tetapi Macron bersikeras bahwa serangan itu "disengaja," menggemakan pandangan juru bicara pasukan tersebut, yang berbicara kepada RT.
"Sama sekali tidak dapat diterima melihat pasukan UNIFIL secara sengaja menjadi sasaran pasukan tentara Zionis Israel. Kami mengutuknya, kami tidak menoleransinya, dan kami tidak akan menerima bahwa hal itu terulang,” kata Macron setelah pertemuan puncak para pemimpin Eropa di Siprus pada hari Jumat (11/10).
Macron berpendapat bahwa menghentikan penjualan senjata ke Israel yang digunakannya di Gaza dan Lebanon sangat penting untuk menghentikan kekerasan.
“Kita semua tahu itu. Itu adalah tuas unik yang akan mengakhirinya,” kata pemimpin Prancis itu dalam konferensi pers bersama setelah pertemuan Med9, aliansi sembilan negara Mediterania Uni Eropa. Pemimpin Prancis itu menjelaskan bahwa dia tidak menyerukan untuk “melucuti senjata Israel,” tetapi untuk “menghentikan semua destabilisasi tambahan di bagian dunia ini.”
Ini bukan pertama kalinya Macron menyerukan embargo senjata terhadap Zionis Israel.
Dalam sebuah wawancara dengan media Prancis yang disiarkan Sabtu lalu, dia menganjurkan “solusi politik” untuk konflik di Timur Tengah dan berpendapat bahwa negara-negara Barat harus “berhenti mengirimkan senjata untuk berperang di Gaza.”
Dia menyebut permusuhan yang terus berlanjut sebagai "kesalahan" dan memperingatkan agar tidak mengubah Lebanon menjadi "Gaza baru."
Perdana Menteri Zionis Israel Benjamin Netanyahu menanggapi dengan pernyataan yang berapi-api, mengklaim bahwa Israel berperang "di tujuh front melawan musuh-musuh peradaban," mengacu pada konflik dengan Hamas, Hizbullah, Houthi di Yaman, serta Iran dan sekutunya di Suriah dan Irak.
"Saat Zionis Israel memerangi kekuatan barbarisme yang dipimpin oleh Iran, semua negara beradab harus berdiri teguh di sisi Zionis Israel," kata Netanyahu.
"Namun Presiden Macron dan para pemimpin Barat lainnya sekarang menyerukan embargo senjata terhadap Zionis Israel. Malu pada mereka," tambahnya, menyebut langkah itu sebagai "aib" dan bersumpah bahwa Zionis Israel "akan menang dengan atau tanpa dukungan mereka."[IT/r]