Presiden Mesir Kunjungi Turki untuk Pertama Kali Setelah 12 Tahun
Story Code : 1158134
Hubungan antara Ankara dan Kairo memburuk pada tahun 2013 setelah Al-Sisi yang saat itu menjabat sebagai panglima militer Mesir melakukan kudeta militer berdarah untuk menggulingkan pemerintahan demokratis pertama di Mesir yang dipimpin oleh Mohammad Morsi dari Ikhwanul Muslimin.
Tak pelak kunjungan Al-Sisi tersebut menjadi kunjungan bersejarah. Kunjungan tersebut dipandang sebagai langkah penting untuk memperbaiki hubungan antara kedua negara regional tersebut setelah ketegangan berkepanjangan sejak pergolakan politik Arab Spring.
Presiden Al-Sisi disambut dengan upacara resmi di Bandara Esenboga, Ankara. Ia disambut secara langsung oleh Presiden Recep Tayyip Erdogan dan pejabat senior Turki lainnya. Kedua pemimpin diharapkan membahas berbagai isu, termasuk kerja sama ekonomi, hubungan diplomatik, masalah keamanan, dan stabilitas regional.
Dalam beberapa tahun terakhir, Turki dan Mesir telah berupaya untuk meningkatkan hubungan mereka, termasuk dengan pembukaan kembali jalur diplomatik dan peninjauan ulang perjanjian perdagangan. Kunjungan Presiden Al-Sisi ini dipandang sebagai puncak dari upaya-upaya ini. Kunjungan historis ini ditengarai sebagai sinyal yang menandakan babak baru dalam hubungan Turki-Mesir.
Para analis berpendapat bahwa kunjungan ini dapat membuka jalan bagi peningkatan kerja sama antara kedua negara, khususnya di bidang perdagangan dan investasi. Kedua negara ingin menjajaki peluang di berbagai sektor seperti energi, konstruksi, dan pariwisata.
Selain diskusi politik dan ekonomi, kunjungan tersebut juga akan mencakup pertukaran budaya. Kedua pemimpin diharapkan akan menghadiri acara-acara yang merayakan sejarah bersama dan pagelaran budaya antara Mesir dan Turki.
Kunjungan Presiden Al-Sisi ke Turki diawasi ketat oleh masyarakat internasional, karena dapat memiliki implikasi yang lebih luas bagi lanskap geopolitik Kawasan. Kedua negara memainkan peran yang relatif penting di Timur Tengah.
Oleh sebab itu, jalinan hubungan mereka ini dapat memengaruhi perkembangan dan keseimbangan kekuatan di Kawasan, terutama di tengah tensi yang meningkat berkaitan dengan invasi rezim Zionis Israel ke Palestina dan perlawanan poros resistensi. [IT/G]