Pernyataan Bersama: Iran dan Bahrain Setuju untuk Memulai Pembicaraan Guna Melanjutkan Hubungan Politik
Story Code : 1143412
Pengumuman tersebut disampaikan dalam pernyataan bersama kedua negara pada Senin (24/6) pagi.
Menurut pernyataan itu, kesepakatan tersebut dicapai setelah pertemuan antara penjabat Menteri Luar Negeri Iran Ali Bagheri Kani dan mitranya dari Bahrain, Abdullatif bin Rashid Al Zayani.
Menteri Luar Negeri Bahrain saat ini berada di ibu kota Iran untuk mengikuti pertemuan tingkat menteri Dialog Kerjasama Asia (ACD).
Pernyataan tersebut mencatat bahwa diplomat utama kedua negara mengadakan pertemuan bilateral “dalam kerangka hubungan persaudaraan dan sejarah antara Kerajaan Bahrain dan Republik Islam Iran, dan [mengingat] ikatan agama [dan] bertetangga [serta] sebagai] sejarah bersama dan kepentingan bersama di antara mereka.”
“Dalam pertemuan tersebut, kedua belah pihak sepakat untuk menciptakan mekanisme yang diperlukan untuk memulai negosiasi antara kedua negara mengenai cara memulai kembali hubungan politik antara Tehran dan Manama," pernyataan itu menyimpulkan.
Pengumuman itu muncul setelah pada awal Juni, Mohammad Jamshidi, wakil kepala staf urusan politik presiden Iran mengatakan Bahrain telah mengirim pesan ke Iran melalui Rusia untuk menormalisasi hubungan.
Seminggu sebelumnya, Raja Bahrain Hamad bin Isa Al Khalifah mengatakan selama kunjungan kenegaraan ke China bahwa negaranya berupaya memulihkan hubungan diplomatik dengan Iran.
“Kami percaya pada prinsip bertetangga yang baik dan tidak campur tangan dalam urusan dalam negeri,” tegasnya, sambil menambahkan, “Kami berupaya memulihkan hubungan diplomatik dengan Iran sebagai tetangga.”
Bahrain mengikuti jejak Arab Saudi dengan memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran pada tanggal 4 Januari 2016, setelah pengunjuk rasa Iran, yang marah dengan eksekusi ulama Syiah terkemuka Sheikh Nimr Baqir al-Nimr oleh pemerintah Saudi, menyerbu misi diplomatik Saudi di Iran.
Teheran dan Riyadh mencapai kesepakatan di ibu kota Tiongkok, Beijing pada Maret 2023 untuk memulihkan hubungan diplomatik dan membuka kembali kedutaan dan misi.
Dalam pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Moskow pada tanggal 23 Mei, Raja Hamad mengatakan Bahrain berharap dapat meningkatkan hubungannya dengan Iran.
Ia menambahkan, tidak ada alasan untuk menunda pemulihan hubungan diplomatik antara Bahrain dan Iran.
Menteri Luar Negeri Bahrain Abdullatif al-Zayani baru-baru ini mengunjungi Tehran untuk menyampaikan belasungkawa atas meninggalnya Presiden Iran Ebrahim Raisi, yang kehilangan nyawanya bersama tujuh orang lainnya dalam kecelakaan helikopter di barat laut Iran pada 19 Mei.[IT/r]