Sayyid Nasrallah: Pembalasan Iran Tidak Bisa Dihindari, 'Israel' Tahu Benar Apa Arti Perang Lebanon
Story Code : 1127033
Dalam upacara massal memperingati Hari Al-Quds Internasional di pinggiran selatan Beirut (Dahiyeh), Sayyid Nasrallah mengatakan bahwa komitmen erat Zionis Israel di konsulat Iran di Damaskus akan membawa kemenangan dan memungkinkan Poros Perlawanan mengambil keputusan akhir dalam pertempuran tersebut. .
Pemimpin perlawanan Lebanon menepis ancaman Zionis Israel untuk melancarkan perang melawan Lebanon, dengan mengatakan: “Mereka (Israel) tidak tahu apa yang harus dilakukan di Gaza dan ingin menyerang Lebanon!”
Sementara itu, Sayyid Nasrullah menegaskan kembali bahwa Hizbullah sepenuhnya siap untuk menghadapi perang Zionis Israel di Lebanon, dan menekankan bahwa perlawanan tidak pernah takut akan perang.
Sayyed Nasrallah meyakinkan bahwa setelah enam bulan perang di Gaza, musuh Zionis Israel menghadapi kegagalan dan tidak mampu menghancurkan Hamas atau melepaskan tawanan yang ditangkap oleh perlawanan Palestina selama Operasi Banjir Al-Aqsa.
Ia menegaskan, Banjir Al-Aqsa merupakan titik kritis yang membahayakan eksistensi Zionis Israel.
Pembalasan Iran
Mengawali pidatonya, Sayyid Nasrallah menyampaikan belasungkawa atas kemartiran para jenderal penting IRGC dalam serangan Zionis Israel yang menargetkan konsulat Iran di ibu kota Suriah, Damaskus, Senin (1/4) lalu.
Dia memuji jenderal tertinggi Mohammad Reza Zahedi, yang menjadi martir dalam serangan Israel, sebagai seorang komandan yang menyukai Hizbullah dan berkontribusi pada pengembangan perlawanan Lebanon.
Sayyid Nasrallah mengumumkan bahwa sebuah upacara akan diadakan Senin depan (8 April) untuk menghormati para jenderal Iran yang syahid dalam serangan Zionis Israel terhadap konsulat Republik Islam di Damaskus.
“Serangan terhadap konsulat Iran adalah momen penting dalam pertempuran ini.”
Sayyid Hasan Nasrullah kemudian menguraikan dukungan Iran terhadap Al-Quds dan Palestina, dengan mengatakan bahwa pendiri Republik Islam Imam Sayyid Ruhollah Mousavi Khomeini memiliki pendirian yang jelas dan tegas terhadap perjuangan Palestina.
Dia mencatat bahwa dukungan Republik Islam yang tak tergoyahkan terhadap Palestina adalah salah satu penyebab utama di balik perang yang dilancarkan melawan Iran.
“Republik Islam memberikan pengorbanan yang sangat besar pada tingkat ekonomi, politik dan keamanan karena posisi ini.”
Sayyed Nasrallah kemudian mengecam mereka yang mengklaim bahwa Iran terlibat dalam pembicaraan dengan Amerika Serikat mengenai beberapa masalah regional.
“AS telah berulang kali menyuarakan keinginan untuk mengadakan pembicaraan dengan Iran namun Republik Islam enggan. “Iran belum berkompromi dan tidak akan pernah melakukan hal tersebut dalam isu-isu regional.”
“Hubungan dengan Iran merupakan suatu kebanggaan, yang pasti merasa malu adalah mereka yang berupaya menormalisasi hubungan dengan entitas Zionis,” tegas Sayyid Nasrallah.
Sayyed Nasrallah kemudian menekankan bahwa “balas dendam Iran terhadap serangan Israel terhadap konsulat Suriah tidak bisa dihindari.”
“Kebodohan yang dilakukan oleh Netanyahu dengan menargetkan konsulat Iran di Suriah diharapkan akan mengakhiri pertempuran ini dan muncul sebagai pemenang.”[IT/r]