Peringatan Akan Rencana Musuh, Menlu Iran Mengumumkan Kunjungan Mendatang ke Pakistan
Story Code : 1112216
“Saat ini, musuh berusaha untuk menargetkan kebijakan bertetangga yang baik Republik Islam Iran melalui alat terorisme,” kata Hossein Amir-Abdollahian pada konferensi ke-7 tentang multilateralisme dalam sejarah hubungan luar negeri Iran di Tehran pada hari Minggu (28/1).
“Dengan fokus khusus pada kebijakan bertetangga yang baik, kami telah melihat dan mendefinisikan keamanan sebagai inti dari kebijakan bertetangga yang baik. Kami tidak akan pernah membiarkan musuh menargetkan persahabatan, perdamaian, dan keamanan kawasan.”
Dia lebih lanjut mengatakan bahwa selama beberapa hari terakhir, telah terjadi gerakan teroris di Wilayah Kurdistan Irak dan wilayah di provinsi Balochistan, Pakistan.
Iran, tambahnya, mengadakan pembicaraan konstruktif dengan para pejabat Pakistan dan Irak dalam upaya melindungi keamanan negara dan perbatasannya serta kawasan.
Diskusi tersebut berfokus pada pemahaman bersama dan solusi politik terhadap apa yang terjadi di Balochistan di Pakistan dan Kurdistan di Irak, kata Amir-Abdollahian.
Diplomat tinggi Iran juga mengatakan bahwa dia akan segera melakukan perjalanan ke Pakistan dan Sekretaris Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran (SNSC) Ali Akbar Ahmadian akan mengunjungi Irak.
Awal bulan ini, Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Iran melancarkan serangan rudal terhadap pangkalan mata-mata Israel di Wilayah Kurdistan Irak.
Pasukan elit militer juga melakukan serangan drone dan rudal secara bersamaan terhadap dua pangkalan milik kelompok teroris Jaish ul-Adl di Pakistan.
Krisis Gaza ‘patokan’ slogan kemanusiaan
Dalam sambutannya juga, Amir-Abdollahian menggambarkan krisis di Jalur Gaza sebagai “tolak ukur” slogan egaliter dan kemanusiaan di abad ini.
“Selama kurang lebih empat bulan, kejahatan perang besar-besaran telah terjadi terhadap masyarakat Gaza yang dilakukan rezim Zionis Israel. Kumpulan pembunuhan, pembantaian, pemindahan paksa, dan genosida juga menjadi perhatian dunia,” ujarnya.
“Setiap orang yang mencari kebebasan harus bertanya pada dirinya sendiri dan para pemimpin komunitas internasional apa pencapaian organisasi internasional dalam menyelesaikan krisis Palestina. Apakah multilateralisme, pandangan bersama, dan aksi global membantu umat manusia?”
Zionis Israel mengobarkan perang genosida di Gaza menyusul operasi bersejarah yang dilakukan kelompok perlawanan Hamas terhadap entitas pendudukan sebagai pembalasan atas kekejaman yang semakin intensif terhadap rakyat Palestina.
Namun, 114 hari setelah agresi, komunitas internasional gagal mengakhiri pembantaian Israel di Gaza yang terkepung.
Sejauh ini, rezim Tel Aviv telah menewaskan sedikitnya 26.422 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, serta melukai 65.087 lainnya.[IT/r]