Warga Maroko Memprotes Normalisasi dengan Israel yang Telah Berlangsung Satu Tahun
Story Code : 1086573
Unjuk rasa tersebut diadakan di depan gedung parlemen di ibu kota Rabat pada hari Jumat (6/10).
Maroko dan Israel melanjutkan hubungan mereka pada Desember lalu. Rabat telah memutuskan hubungannya dengan Tel Aviv dua dekade lalu setelah meletusnya Intifada (Pemberontakan) Palestina yang kedua.
Detente tersebut terjadi sebagai bagian dari Abraham Accords, serangkaian kesepakatan pemulihan hubungan yang dimediasi oleh Amerika Serikat antara rezim pendudukan dan beberapa negara Arab regional, termasuk Uni Emirat Arab dan Bahrain.
Para pengunjuk rasa meneriakkan slogan-slogan menentang rezim Israel dan otoritas negara atas normalisasi tersebut.
Para peserta menyatakan kemarahan mereka terhadap pasukan Israel dan pelanggaran yang hampir dilakukan setiap hari oleh pemukim ilegal terhadap kompleks Masjid al-Aqsa – yang terletak di kota suci Kota Tua al-Quds – yang melarang ibadah non-Muslim.
Mereka juga mengecam rezim pendudukan karena mempertahankan blokade darat, udara, dan laut yang melumpuhkan wilayah Palestina di Jalur Gaza.
Protes tersebut diserukan oleh Masyarakat Nasional Upaya Pembebasan Palestina di Maroko.
“Hari ini, kami berkumpul kembali untuk mengatakan bahwa masyarakat Maroko masih teguh dalam mendukung rakyat Palestina,” kata Abdul-Qader al-Alami dari komunitas tersebut.
“Rakyat Maroko bersimpati dengan rakyat Palestina dan apa yang mereka (Palestina) alami dalam hal pelanggaran dan kejahatan [Israel] di seluruh Palestina,” tambahnya. “Kami juga menyatakan penolakan kami terhadap normalisasi dan penormalisasi, dan menganggapnya (detente) sebagai sumber dorongan bagi rezim pendudukan untuk melanjutkan kejahatannya.”[IT/r]