Badan Anti-Yahudi Membunyikan Alarm tentang Rencana Israel untuk Mengambil Alih Masjid al-Aqsa
Story Code : 1070046
Dalam pernyataan hari Sabtu (15/7), kepala Komisi al-Quds melawan Yudaisasi, Nasser al-Hadmi, menyoroti penodaan situs suci yang berulang kali dilakukan oleh pasukan militer Israel dan pemukim Zionis ekstremis serta skema rezim untuk menghancurkan masjid.
Dia lebih lanjut menunjukkan bahwa rezim Tel Aviv melarang pekerjaan renovasi dan restorasi di situs suci dan siap untuk mengambil alihnya.
Perkembangan itu terjadi ketika anggota parlemen Palestina Basem al-Za'arir juga menyerukan mobilisasi massa warga Palestina dan kehadiran mereka yang lebih kuat di halaman Masjid al-Aqsa untuk melindunginya dari serangan dan pelanggaran Zionis Israel.
Pernyataan itu datang pada hari yang sama ketika pasukan Israel menyerbu ruang sholat Bab al-Rahma (Gerbang Rahmat) serta ruang sholat al-Qibli, secara provokatif menodai kedua area tersebut.
Kompleks Masjid al-Aqsa berada tepat di atas alun-alun Tembok Barat dan menampung Dome of the Rock dan Masjid al-Aqsa.
Menurut perjanjian yang ditandatangani antara rezim pendudukan Israel dan pemerintah Yordania setelah penyitaan ilegal al-Quds Timur oleh rezim pada tahun 1967, ibadah non-Muslim di kompleks Masjid al-Aqsa dilarang.
Banyak anggota Knesset Zionis Israel adalah ekstremis sayap kanan yang mendukung penghancuran situs suci Islam untuk membangun kuil Yahudi sebagai gantinya.
Sebelumnya, kementerian luar negeri Palestina telah memperingatkan plot Zionis Israel untuk mengambil alih situs arkeologi Palestina, menyerukan Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan PBB (UNESCO) untuk memikul tanggung jawabnya dan menghadapi skema tersebut.
Kementerian itu, dalam sebuah pernyataan, mengutuk serangan 13 Juli di desa arkeologi Sebastia, yang terletak sekitar 12 kilometer barat laut kota Nablus.
Ia juga memperingatkan bahwa militer Zionis Israel dan kelompok milisi pemukim berencana untuk menguasai situs arkeologi era Romawi.
“Ini adalah serangan yang termasuk dalam rencana untuk mengambil alih situs arkeologi Palestina di seluruh Tepi Barat dan untuk memaksakan kontrol Zionis Israel atas mereka dan mencaploknya,” tambahnya.[IT/r]