Presiden AS Biden Akan Bertemu Sekutu NATO Timur Setelah Peringatan Nuklir Putin
Story Code : 1042953
Biden tiba di Warsawa pada Senin (21/2) malam setelah melakukan kunjungan mendadak ke Kiev hanya beberapa hari menjelang peringatan operasi militer khusus Rusia di Ukraina pada 24 Februari 2022.
Selama periode ketegangan tertinggi antara Rusia dan Barat dalam beberapa dekade sejak Perang Dingin, Biden berbicara kepada ribuan orang di pusat kota Warsawa pada hari Selasa (21/2) dan mengatakan "otokrat" seperti Presiden Rusia Vladimir Putin harus ditentang.
Beberapa jam sebelumnya, Putin menyampaikan pidato panjang yang sarat dengan kritik terhadap kekuatan Barat, menyalahkan mereka atas perang di Ukraina. Putin juga mundur dari perjanjian kontrol senjata START Baru dan memperingatkan bahwa Moskow dapat melanjutkan uji coba nuklir.
Pada hari Rabu (22/2), Biden akan bertemu staf dari kedutaan AS di Warsawa sebelum mengumpulkan para pemimpin Bucharest Nine, negara-negara di sayap timur NATO yang bergabung dengan aliansi militer Barat setelah didominasi oleh Moskow selama Perang Dingin.
Sebagian besar di antara pendukung terkuat bantuan militer ke Ukraina, dan pejabat dari negara-negara dalam kelompok tersebut telah menyerukan sumber daya tambahan seperti sistem pertahanan udara.
Pada pertemuan tersebut, Biden berencana untuk menegaskan kembali komitmen atas keamanan mereka dan membahas dukungan untuk Ukraina sebelum dia kembali ke Washington.
Rusia menganggap NATO, yang dapat segera diperluas untuk mencakup Swedia dan Finlandia, sebagai ancaman nyata.
Pesan Presiden Lithuania Gitanas Nauseda kepada Biden adalah bahwa ia menginginkan "keterlibatan AS yang lebih besar di Eropa, sayap timur NATO dan, tentu saja, lebih banyak bantuan ke Ukraina," kepala penasihat kebijakan luar negerinya mengatakan kepada radio Lithuania pada hari Selasa.
“Lithuania dan negara-negara lain yang berpikiran sama memiliki beberapa permintaan, yang menyangkut pertahanan udara, kehadiran pertahanan maju, sistem pertahanan udara, dan investasi yang lebih besar dalam industri pertahanan,” kata Asta Skaisgiryte.[IT/r]