QR CodeQR Code

Laporan Islam Times dari Irak

SURAT DARI NAJAF - Rakyat Irak Bersatu Tak Bisa Dikalahkan

18 Jun 2014 01:23

Islam Times- Konsensus semua elemen masyarakat, baik yang Sunni maupun Syiah, Arab maupun Kurdi, untuk melawan teror adalah menjadi modal terpenting saat ini. Selama modal itu ada, maka momentum ini akan menciptakan kekuatan baru yang sangat dibutuhkan oleh Irak.



Gelombang pendaftaran relawan jihad melanda kota-kota Irak. Mayoritas rakyat yang selama ini diam menghadapi aksi-aksi teror akhirnya mendapat momentum untuk bangkit melawan. Seruan ulama Irak agar semua warga yang sehat jasmani ikut mengangkat senjata membela bangsa dan negara tampaknya langsung mendapat respons yang serius dan cepat.

Di mana-mana Anda dapat menyaksikan ratusan warga Irak dari berbagai kalangan dan latarbelakang mengantri mendaftarkan diri. Penduduk Karbala, Najaf, Baghdad dan kota-kota besar lain di wilayah selatan yang terpantau penulis berbondong-bondong merespons seruan jihad tersebut.

Gelombang pendaftaran ini seolah menjadi titik balik dari sekian tahun kebisuan dan kepasrahan. Aksi-aksi kekerasan kaum takfiri selama ini memang lebih sering ditanggapi dengan kepasrahan, kepasifan dan keputus-asaan oleh mayoritas rakyat. Dan ini karena "fatwa" para ulama, khususnya marji' terbesar Syiah, Ayatulah Ali Sistani, agar rakyat bersabar, tetap menjaga harmoni dan persaudaraan.

Nah, sekarang keadaan berbalik. Rakyat siap menghadapi tantangan takfiri dengan fatwa tegas untuk membela diri dan menjaga kedaulatan negara. Dan sekali lagi ini merupakan suatu titik balik. Jika momentum ini tetap bertahan, maka Irak akan menyaksikan kebangkitan rakyat menghadapi kelompok teroris.

Dua sampai tiga bulan mendatang mungkin akan menyaksikan eksalasi kekerasan. Tapi pada akhirnya hukum besi sosial akan tegak: rakyat bersatu tak bisa dikalahkan.

Konsensus semua elemen masyarakat, baik yang Sunni maupun Syiah, Arab maupun Kurdi, untuk melawan teror adalah menjadi modal terpenting saat ini. Selama modal itu ada, maka momentum ini akan menciptakan kekuatan baru yang sangat dibutuhkan oleh Irak. Dihantam kerusuhan dan kekerasan selama lebih dari 30 tahun, mulai dari 8 tahun perang dengan Iran hingga perang saudara setelah AS hengkang, konsensus yang terpaksa ini tetaplah suatu karunia yang terselubung. Jika elit politik Irak berhasil menggunakannya dengan bijak, maka harapan Irak yang baru boleh jadi tak lagi utopia – tapi di depan mata.

Munculnya konsensus di Irak bukan tak mungkin juga menandai awal dari konsensus serupa di tingkat regional, melibatkan Iran dan Turki, untuk sama-sama bergandeng tangan memukul DAISH (ISIS). Kesalahan fatal DAISH agaknya ialah di sini: memunculkan kesepakatan banyak kalangan untuk sama-sama melihat DAISH sebagai ancaman bagi semua. Dan faktanya, siapa sih yang diuntungkan oleh DAISH? Jika mau jujur, kelompok Sunni di Irak dan Suriah justru paling merugi akibat DAISH. Selain kerugian fisik seperti begitu banyak ulama Sunni yang dibunuh karena beda pilihan politik, kaum Sunni di kawasan juga mulai merasakan kerugian strategis berupa hilangnya peluang kepemimpinan regional yang membutuhkan pada solidaritas dan pembangunan konsensus.

Masalah konsensus ini yang tampaknya selama ini justru tidak ada di Indonesia yang kita cintai. Meski aman dan damai, tapi ketiadaan konsensus telah menghambat gerak laju bangsa kita sejak era reformasi beberapa tahun silam. Haruskah datang DAISH (ISIS) dan menguasai suatu provinsi terlebih dulu sampai kita menemukan suatu konsensus?

Wallahu a'lam. [Islam Times]


Story Code: 392953

News Link :
https://www.islamtimes.com/id/fori_news/392953/surat-dari-najaf-rakyat-irak-bersatu-tak-bisa-dikalahkan

Islam Times
  https://www.islamtimes.com