AS, Rusia dan Krisis Ukrainia:
Pemerintah AS Kehabisan Uang Tunai untuk Ukraina
30 Apr 2022 18:10
IslamTimes - Pemerintah AS membutuhkan Kongres untuk menyetujui permintaan $33 miliar sesegera mungkin karena hanya memiliki sisa $250 juta dari paket bantuan sebelumnya untuk Ukraina, kata juru bicara Gedung Putih Jen Psaki.
Presiden AS Joe Biden menandatangani permintaan itu pada Kamis (28/4). Dia mengakui bahwa $33 miliar “tidak murah” tetapi mengklaim bahwa “mengikuti agresi akan lebih mahal.”
Dalam jumpa pers pada hari yang sama, Psaki ditanya tentang batas waktu ketika pemerintah “sangat membutuhkan” pendanaan baru. Dia menjawab bahwa “kebutuhannya mendesak, seperti kebutuhan pendanaan Covid yang mendesak.”
“Seperti yang Anda ketahui, kami memiliki bantuan keamanan militer senilai $3,5 miliar. Kami memiliki sekitar $250 juta yang tersisa dalam penarikan. Jadi, jelas, kami akan bekerja untuk mempercepat itu dan memberikan itu kepada Ukraina,” kata juru bicara itu.
Dia menekankan bahwa untuk memberi Kiev “senjata yang mereka butuhkan, artileri yang mereka butuhkan, peralatan yang mereka butuhkan,” mendapatkan dana baru “tentu saja mendesak.”
Sementara itu, baik Partai Republik maupun Demokrat mengatakan bahwa $33 miliar mungkin tidak akan tercapai dengan cepat karena ada banyak masalah yang perlu diselesaikan. CNN melaporkan sumber mengatakan Demokrat bertujuan untuk meloloskan paket pada akhir Mei, tetapi Partai Republik mengindikasikan mereka perlu waktu untuk mempertimbangkan lebih hati-hati apa yang harus dimasukkan dalam RUU.
Permintaan Gedung Putih untuk dana tambahan datang pada hari Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan aliansi itu bersiap-siap untuk mendukung Kiev "selama berbulan-bulan dan bertahun-tahun" karena konflik dengan Rusia mungkin berlangsung. Dia juga mengungkapkan NATO bertujuan untuk membantu Ukraina bergerak “dari peralatan era Soviet lama ke senjata dan sistem standar NATO yang lebih modern.”
Pernyataan ini muncul segera setelah Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan negara-negara Barat akhirnya mulai menyediakan jenis senjata yang diminta kepada Kiev.
Moskow, pada gilirannya, secara konsisten memperingatkan Barat agar tidak "memompa" Ukraina dengan senjata, dengan alasan bahwa tindakan seperti itu hanya akan mengarah pada perpanjangan tindakan militer dan akan menciptakan masalah yang sudah berlangsung lama di masa depan. Kremlin juga menjelaskan bahwa setiap pengiriman perangkat keras militer akan dianggap sebagai target yang sah begitu mereka menyeberang ke Ukraina.[IT/r]
Story Code: 991970