Abdollahian: Iran Siap untuk Kesepakatan Wina Tetapi Tidak dengan Mengorbankan Garis Merahnya
25 Mar 2022 07:53
Islam Times - Menteri Luar Negeri Hossein Amir-Abdollahian mengatakan Iran siap untuk kesepakatan yang baik, kuat dan langgeng di Wina, tetapi tidak dengan mengorbankan melintasi garis merahnya.
Pembicaraan maraton di ibu kota Austria dilaporkan hanya sebatas merundingkan catatan kaki sebuah perjanjian, tetapi keadaan yang berubah-ubah di Washington tentang komitmen ulang AS pada perjanjian nuklir 2015 dan membatalkan kesalahannya terhadap Teheran mengganggu upaya tersebut.
“Kami percaya bahwa alih-alih bermain-main dengan waktu dan dengan kata-kata dan membuang-buang waktu, pihak Amerika harus mengambil jalan yang benar dan bertindak secara pragmatis,” kata Amir-Abdollahian pada konferensi pers di Beirut, Kamis, menambahkan bahwa masalah penting penghapusan sanksi tentang Iran belum sepenuhnya terselesaikan.
"Kami siap untuk kesepakatan yang baik, kuat dan stabil, tetapi tidak dengan harga garis merah kami. Jika Amerika Serikat pragmatis, kesepakatan dapat dicapai dalam jangka pendek," tambahnya.
Penasihat keamanan nasional Gedung Putih Jake Sullivan mengatakan pada hari Rabu bahwa Amerika Serikat dan sekutunya telah membuat kemajuan dalam pembicaraan Wina tetapi masalah tetap ada, dan tidak jelas apakah itu akan diselesaikan.
Negosiasi dimulai April lalu antara Inggris, Cina, Prancis, Jerman, Iran, dan Rusia. Pekan lalu, The Wall Street Journal menulis bahwa rintangan terakhir untuk menghidupkan kembali kesepakatan itu adalah mencabut sanksi terorisme terhadap Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC). Masalah itu, katanya, membangkitkan penentangan terhadap kesepakatan di Washington dan di antara sekutu Timur Tengah seperti Israel.
Amir-Abdollahian tiba di Beirut untuk membahas isu-isu yang menjadi kepentingan bersama serta perkembangan yang terjadi di kawasan Timur Tengah dengan otoritas senior Lebanon.
Memimpin delegasi diplomatik tingkat tinggi, diplomat top Iran itu tiba dari Damaskus sebagai bagian dari tur regional yang mencakup pertemuan tingkat tinggi.
Menurut Kantor Berita Nasional resmi Lebanon, Amir-Abdollahian dijadwalkan bertemu dengan Presiden Michel Aoun, Ketua Parlemen Nabih Berri, Perdana Menteri Najib Mikati, timpalannya dari Lebanon Abdallah Bou Habib serta sejumlah tokoh politik selama kunjungannya.
“Kami berada di Beirut karena hubungan antara Iran dan Lebanon sangat baik. Kami mengadakan konsultasi reguler dan konstruktif dengan para pejabat Libanon mengenai isu-isu bilateral, regional dan internasional,” katanya kepada wartawan setibanya di bandara Beirut.[IT/AR]
Story Code: 985498