Islam Times - Kebakaran Terjadi di Fasilitas Minyak Saudi setelah Serangan Drone di Riyadh

IslamTimes - Kementerian Energi Arab Saudi mengatakan sebuah pesawat nir awak telah menyerang dan kemudian memicu kebakaran di fasilitas minyak di ibukota Riyadh, sementara mengklaim bahwa pasokan minyak bumi dan turunannya tidak terpengaruh.

Kantor Pers Saudi, mengutip pernyataan pejabat kementerian energi, melaporkan pada Jumat (11/3) pagi bahwa serangan itu terjadi sekitar pukul 04:40 waktu setempat (0140 GMT) pada hari Kamis (10/3) dan tidak menyebabkan kematian atau cedera.

“Operasi kilang dan pasokan minyak bumi dan turunannya tidak terpengaruh,” kata pernyataan itu.

Itu tidak menentukan dari mana serangan itu berasal.

Serangan pesawat nir awak itu terjadi ketika para pejabat Saudi cenderung menggambarkan operasi semacam itu sebagai operasi yang tidak signifikan ketika cakupan kerusakan biasanya terungkap nanti.

Pengekspor minyak utama dunia itu sering menghadapi serangan rudal dan pesawat nir awak pembalasan oleh angkatan bersenjata Yaman, yang telah membela negara mereka dari agresi militer menghancurkan yang dipimpin Riyadh dan pengepungan brutal selama tujuh tahun.

Kembali pada 19 Maret tahun lalu, tentara Yaman mengatakan telah berhasil melakukan serangan pesawat tak berawak terhadap fasilitas milik raksasa minyak Aramco di Riyadh sebagai pembalasan atas agresi militer dan pengepungan kerajaan yang sedang berlangsung.

Yahya Saree, juru bicara tentara Yaman, mengumumkan dalam serangkaian tweet pada saat itu bahwa enam drone telah digunakan dalam serangan balasan yang menghantam fasilitas minyak “dengan presisi tinggi” saat fajar, tanpa menyebutkan jenis UAV dan lokasi tepat sasaran.

Sebagai pembalasan atas peningkatan kampanye militer dan blokade yang dipimpin Saudi, “Angkatan Bersenjata Yaman melakukan operasi keenam Shaaban saat fajar dengan enam pesawat tak berawak yang menargetkan Aramco di ibu kota musuh Saudi, Riyadh,” kata pejabat militer itu.

“Komando Jenderal Angkatan Bersenjata menegaskan bahwa operasinya terus berlanjut dan meningkat selama agresi dan pengepungan berlanjut,” tambah Saree. [IT/r]