Islam Times - Iran Berlakukan Larangan Perjalanan 2 Minggu dari Tetangga Pembawa Omicron

IslamTimes - Iran telah mulai memberlakukan larangan perjalanan dua minggu dari negara tetangga ketika negara itu berjuang untuk mencegah lonjakan potensi infeksi terkait dengan varian Omicron dari coronavius.

Juru bicara kantor bea cukai Iran mengatakan pada hari Sabtu (25/12) bahwa semua perbatasan darat akan tetap ditutup untuk perjalanan penumpang selama 15 hari mulai 25 Desember mengingat keputusan yang dikeluarkan oleh Markas Besar Nasional Iran untuk Memerangi Coronavirus (NHBC).

Rouhollah Latifi mengatakan bahwa pembatasan tidak akan berlaku untuk penumpang yang bepergian untuk tujuan kesehatan, studi atau perdagangan atau orang yang memiliki izin tinggal permanen, menambahkan bahwa perjalanan barang melalui perbatasan darat akan berlanjut untuk sementara.

Pejabat itu membantah laporan yang diterbitkan di beberapa media Turki yang menunjukkan bahwa Iran telah memberlakukan larangan baru untuk membatasi aliran penumpang Iran ke Turki selama musim perayaan Natal.

“Yang pasti kabar ini tidak benar dan pembatasan tersebut hanya dianggap untuk mencegah penyebaran virus Omicron ke dalam negeri,” kata Latifi.

Larangan perjalanan baru datang ketika Iran berjuang untuk mencegah lonjakan infeksi varian Omicron di tengah upaya pemerintah untuk membuat lebih banyak orang divaksinasi terhadap penyakit tersebut.

Menteri Kesehatan Iran Bahram Einollahi mengatakan pada hari Sabtu bahwa penyebaran cepat Omicron dapat menimbulkan ancaman serius bagi negara itu meskipun dia bersikeras bahwa pihak berwenang telah mengidentifikasi beberapa kasus yang terinfeksi dengan varian tersebut.

Einollahi mengatakan bahwa Iran memiliki dua "minggu emas" untuk memperluas cakupan vaksinasi booster ke lebih banyak orang untuk mencegah potensi ledakan jumlah infeksi dengan Omicron pada awal Januari.

Angka kementerian kesehatan yang diterbitkan pada hari Sabtu menunjukkan bahwa suntikan vaksin booster yang dikirim ke seluruh Iran telah mencapai hampir 5,5 juta dosis. [IT/r]