Gejolak Lebanon:
Presiden Lebanon Berjanji Tidak Ada Lagi Kekerasan Setelah Penembakan Mematikan di Beirut
15 Oct 2021 16:00
IslamTimes - Ini terjadi di tengah aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh pendukung dan sekutu kelompok Syiah Hizbullah, yang berencana pergi ke Istana Kehakiman untuk memprotes hakim yang menyelidiki ledakan mematikan pelabuhan Beirut.
Beberapa orang tewas dan puluhan lainnya terluka akibat tembakan di ibu kota Lebanon, Beirut, Kamis (14/10), media lokal melaporkan, mengutip sumber di militer.
Tembakan senjata dilaporkan dimulai di lingkungan Ain el-Remmaneh ketika orang-orang yang menuju protes melewati lingkaran lalu lintas terdekat, memicu baku tembak.
Sebuah video telah muncul secara online, menunjukkan orang-orang berlarian di jalan dan berusaha bersembunyi di distrik terdekat.
#Lebanon : Satu orang terluka dalam tembakan dalam protes yang diselenggarakan oleh #Hizbullah & #Amal melawan hakim #BeirutBlast Tarek Bitar di distrik Tayouneh di Beirut #الطيونة #حزب_الله #طارق_البيطار pic.twitter.com/Zd3YRD1caK — Middle East Live (@middleeastlive0) 14 Oktober 2021
Juga pada hari Kamis, setidaknya dua ledakan dilaporkan di Beirut setelah bentrokan terjadi di dekat lokasi di mana protes terkait dengan ledakan pelabuhan Beirut tahun 2020 harus dilakukan.
Tentara Lebanon telah mengeluarkan pernyataan, mengatakan bahwa mereka sedang mencari orang-orang yang menyerang pengunjuk rasa.
Bulan lalu, penyelidikan ledakan di pelabuhan Beirut, yang menewaskan lebih dari 250 orang pada Agustus 2020, ditangguhkan karena gugatan yang diajukan terhadap hakim Tarek Bitar.
Gugatan itu dilaporkan diajukan oleh mantan Menteri Dalam Negeri Lebanon Nohad Machnouk, yang ingin dipanggil oleh hakim untuk diinterogasi.
Ledakan mematikan itu mengguncang pelabuhan Beirut pada 4 Agustus 2020, menewaskan lebih dari 250 orang, melukai 7.000 dan menyebabkan sekitar 300.000 orang kehilangan tempat tinggal. Ledakan itu diduga terjadi pada ribuan ton amonium nitrat yang disimpan di pelabuhan.[IT/r]
Story Code: 958820