QR CodeQR Code

Sheikh Naim Qassem: Hizbullah Akan Tanggapi Agresi Israel

14 Aug 2021 14:50

Islam Times - Seorang pejabat tinggi Hizbullah mengatakan gerakan perlawanan Libanon tidak mencari konfrontasi militer dengan rezim Tel Aviv, tapi akan menanggapi apapun agresi militer Israel di tanah Libanon.


“Rakyat Libanon yakin bahwa Hizbullah akan selalu berada di pihak mereka, dan gerakan tersebut akan menggunakan segala cara yang ada untuk membantu masyarakat,” kata Wakil Sekretaris Jenderal Hizbullah Sheikh Naim Qassem dalam sebuah wawancara dengan stasiun radio al-Nour berbahasa Arab Libanon pada Jumat.

Dia menggambarkan pembalasan Hizbullah baru-baru ini terhadap penembakan Israel dan serangan udara di Libanon selatan dengan rentetan roket sebagai sebuah rencana yang dikembangkan dengan baik dalam instruksi yang tepat.

Sheikh Qassem menyoroti bahwa gerakan perlawanan Libanon tidak akan pernah menggunakan orang sebagai tameng manusia atau untuk tujuan politik, dan memberi perhatian cermat setiap kali ingin mengambil keputusan.

Hizbullah mengumumkan dalam sebuah pernyataan bahwa unitnya menghantam "ladang terbuka" di dekat posisi Israel pada pukul 11:15 waktu setempat (0815 GMT) pada 6 Agustus, menggunakan "puluhan" roket kaliber 122mm.

Jaringan berita televisi Al-Mayadeen mengatakan sedikitnya 20 roket ditembakkan ke posisi militer Israel. Al-Manar TV mengatakan sejumlah roket menargetkan pangkalan militer Douf.

Media Israel mengatakan penduduk pemukiman di utara wilayah pendudukan telah diminta untuk diam di rumah.

Setelah serangan roket pembalasan, Perdana Menteri Israel Naftali Bennett dan Menteri Urusan Militer rezim Benny Gantz mengadakan sesi darurat di tengah laporan sejumlah besar serangan mendadak yang dilakukan oleh pesawat tempur Israel di Libanon selatan.

Pekan lalu, Sekretaris Jenderal Hizbullah Sayyed Hassan Nasrullah mengatakan gerakan perlawanan Libanon tidak mengejar perang, tetapi juga tidak takut akan perang karena yakin tentang peluang kemenangannya.

Nasrullah menggambarkan pembalasan 6 Agustus sebagai hanya sebagian kecil dari apa yang mampu dilakukan Hizbullah, dengan mengatakan bahwa kelompok tersebut memiliki serangkaian pilihan pertahanan yang dapat diandalkan jika terjadi konflik.

"Tanggapan kami terkait dengan serangan Israel yang terjadi di Libanon selatan untuk pertama kalinya dalam 15 tahun," kata Nasrullah pada hari Sabtu dalam pidato yang disiarkan televisi menjelang peringatan kemenangan atas Israel dalam perang 2006.

“Kami ingin memberi tahu musuh … bahwa setiap serangan udara oleh angkatan udara Israel di Libanon pasti akan mendapat tanggapan, meskipun dengan cara yang sesuai dan proporsional, karena kami ingin melayani tujuan melindungi negara kami,” tambahnya.

Di tempat lain dalam sambutannya, Sheikh Qassem menggambarkan upaya oleh pihak-pihak tertentu untuk membangun dominasi Amerika Serikat dan Israel atas Libanon sebagai akar penyebab memburuknya krisis negara, menekankan bahwa Hizbullah akan menentang tawaran tersebut.

“Sejak Hizbullah didirikan, gerakan perlawanan telah bekerja untuk solidaritas sosial, moral dan politik [Libanon]. Hizbullah sangat percaya bahwa mereka harus menghadapi Israel secara militer, dan hasil dari ketahanan tersebut harus dimanfaatkan untuk memperkuat solidaritas sosial dan politik.

“Ketertarikan orang-orang pada Hizbullah berasal dari kepercayaan mereka pada gerakan perlawanan, dan fakta bahwa Hizbullah tidak akan pernah meninggalkan mereka dalam situasi sulit tanpa bantuan apa pun. Kami melakukan segala yang kami bisa untuk membantu mereka. Namun, kami tidak memiliki sumber daya yang cukup untuk menyelesaikan krisis saat ini. Kelompok-kelompok tertentu mencoba untuk menyalahkan kami dan tidak ingin menyalahkan ketidakmampuan pemerintah,” kata pejabat senior Hizbullah itu.

Libanon terperosok dalam krisis ekonomi dan keuangan mendalam yang diperburuk oleh kebuntuan politik sejak akhir 2019 .

Krisis ekonomi dan keuangan merupakan ancaman terbesar bagi stabilitas Libanon sejak perang saudara 15 tahun berakhir pada 1990.

Krisis ini sebagian besar terkait dengan sanksi yang dijatuhkan Amerika Serikat dan sekutunya terhadap iebanon serta intervensi asing dalam urusan dalam negeri negara Arab itu.

Menurut Hicham Safieddine, seorang dosen sejarah Timur Tengah modern di King's College London, sanksi AS terhadap Libanon "telah secara serius merusak stabilitas sektor perbankan dengan menciptakan efek mengerikan, dan mengurangi arus masuk modal asing."[IT/AR]


Story Code: 948542

News Link :
https://www.islamtimes.com/id/news/948542/sheikh-naim-qassem-hizbullah-akan-tanggapi-agresi-israel

Islam Times
  https://www.islamtimes.com