Pemilu Zionis Israel:
Netanyahu yang Dilanda Skandal Mengklaim Kemenangan dalam Pemilihan Knesset Israel
3 Mar 2020 15:43
IslamTimes - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah mengklaim kemenangan dalam pemilihan umum setelah hasil pemilihan menempatkan partainya di depan saingan utamanya dengan keunggulan tipis.
Proyeksi media memberi partai Likud sayap kanan Netanyahu 36 atau 37 kursi sementara saingan utamanya Benny Gantz Blue and White mengelola 33 kursi.
Berdasarkan jajak pendapat keluar, Likud dan partai-partai yang berpikiran sama dapat memenangkan 60 dari 120 kursi Knesset, hanya satu yang kurang dari mayoritas.
Pemilihan Senin (2/3) adalah rezim ketiga Zionis Israel dalam waktu kurang dari setahun. Netanyahu, yang telah didakwa dalam skandal korupsi, telah gagal untuk mengamankan mayoritas pemerintahan dalam pemilihan yang diadakan pada bulan April dan September, tahun lalu.
Kemenangan Netanyahu berarti aneksasi, permukiman, apartheid
Sementara itu para pejabat dan faksi Palestina telah mengecam pemilu itu. Saeb Erekat, seorang pejabat tinggi Organisasi Pembebasan Palestina mengatakan, hasil pemilu Zionis Israel menunjukkan kemenangan untuk aneksasi dan apartheid.
"Dari pemilu yang baru saja kita saksikan, sudah jelas bahwa pencaplokan, penyelesaian, apartheid memenangkan pemilihan itu," kata Erekat dalam sebuah pesan.
"Seluruh kampanye pemilihan adalah tentang aneksasi Lembah Jordan, Laut Mati, permukiman, Yerusalem, yang menundukkan rakyat Palestina lebih jauh dan lebih dalam pada pendudukan Zionis Israel; menyangkal hak-hak penentuan mereka," tambahnya.
Erekat mengatakan Netanyahu "telah mengambil sisi sejarah yang salah" dan kebijakan pro-konfliknya akan membawa kawasan itu ke dalam siklus kekerasan, ekstremisme, kontra-kekerasan, dan pertumpahan darah.
Dan sepertinya bagi saya bahwa Netanyahu percaya bahwa konflik adalah apa yang melayani kepentingan Zionis Israel di masa depan. Saya percaya dia telah mengambil sisi yang salah dalam Sejarah, saya pikir jika dia memaksa warga Palestina dan Zionis Israel untuk hidup dengan pedang itu berarti lingkaran kekerasan, ekstremisme, kontra-kekerasan, dan pertumpahan darah mendominasi wilayah ini. "
Hamas juga mengecam pemilu yang mengatakan pemilihan di wilayah Palestina TIDAK memiliki legitimasi dan Zionis Israel akan tetap menjadi rezim pendudukan.
Ismail Radwan, seorang pejabat Hamas, mengatakan tidak ada perbedaan antara partai kanan dan kiri Zionis Israel karena mereka semua memusuhi Palestina.[IT/r]
Story Code: 848113